Paris, 22 Ramadhan 1436/9 Juli 2015 (MINA) – Parlemen Eropa memperingati 20 tahun pembantaian di Srebrenica, untuk mengenang ribuan Muslim Bosnia yang tewas dalam peristiwa itu. Peringatan yang berlangsung di Westminster Abbey, Inggris itu dihadiri hampir 2000 tamu.
“Ini seharusnya tidak pernah terjadi, dan kegagalan kita bersama untuk mencegah hal memalukan ini. Kami tidak akan melupakan Sebrenica,” kata Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz, On Islam melaporkan seperti dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (9/7).
Schulz mengatakan pembantaian Srebrenica termasuk dalam genosida, dan merupakan salah satu kejahatan perang terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.
Seperti diketahui pada tahun 1992 perang saudara pecah di Bosnia, setelah pasukan Serbia meluncurkan kampanye pembersihan etnis Muslim Bosnia. Pada akhir perang itu, pasukan Serbia yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic menyerbu Srebrenica. Mereka membunuh sekitar 8 ribu pria dan anak laki-laki Muslim.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Perang yang berlangsung selama 43 bulan tersebut diperkirakan menewaskan 200 ribu jiwa dan mengakibatkan hampir dua juta orang menjadi pengungsi. Setengah juta di antaranya masih terdaftar sebagai pengungsi.
“Kita tidak bisa membawa kembali orang mati atau menghilangkan rasa sakit akibat kepergian orang yang mereka cintai, tapi kita bisa memberikan martabat pada orang-orang yang selamat dari pembantaian Sebrenica,” kata Presiden Bosnia Herzegovina, Bakir Izetbegovic di Westminster Abbey.
Selain Presiden Bosnia Herzegovina, upacara khusus juga dihadiri para pemimpin negara sahabat, pemuka agama, orang-orang yang selamat dari pembantaian, dan sejumlah keluarga korban.
Peringatan lain diselenggarakan Perdana Menteri Inggris, David Cameron di 10 Downing Street. Ia menyebut peringatan 20 tahun ini momentum untuk mengingat ribuan korban yang kehilangan nyawa, mengingat keluarga mereka, dan fakta bahwa selama bertahun-tahun penderitaan itu belum berlalu.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Ia menegaskan, masyarakat dunia harus memperkuat tekad untuk mencegah genosida di masa yang akan datang. Pemimpin Serbia Radovan Karadzic dan kepala militer Ratko Mladic dianggap paling bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian tersebut. (T/anj/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas