
Beji Caid Essebsi
resmi memenangkan pemilihan tunisia/">presiden Tunisia. (Foto: AA)" width="300" height="203" /> Beji Caid Essebsi resmi memenangkan pemilihan tunisia/">presiden Tunisia. (Foto: AA)Tunis, 8 Rabi’ul Awwal 1436/30 Desember 2014 (MINA) – Beji Caid Essebsi pada Senin (29/12) secara resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan tunisia/">presiden Tunisia.
Mengumumkan hasil akhir, Kepala komisi pemilihan Chafiq Sersar mengatakan, Essebsi kandidat dari Partai Nidaa Tounes, memenangkan 55,68 persen suara.
Saingannya, Presiden sementara Moncef Marzouki, memenangkan 44,32 persen suara, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pekan lalu, komisi menyatakan Essebsi menjadi pemenang polling, tetapi pengumuman hasil akhir tertunda sambil menunggu dua permohonan banding yang diajukan ke Pengadilan Tata Usaha.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Namun pengadilan telah menolak kedua pengajuan banding tersebut.
Essebsi secara resmi akan memulai masa jabatannya pada 14 Januari 2015.
Pemilihan presiden adalah pemilu pertama yang berlangsung di negara Afrika Utara itu sejak 2011 ketika pemberontakan rakyat mengakhiri pemerintahan Presiden otokratis Zine El Abidine Ben Ali.
Sebelumnya, Essebsi menjabat sebagai Menteri Luar Negeri 1981-1986 dan sebagai Perdana Menteri dari Februari sampai Desember 2011. Essebsi juga pendiri partai politik Nidaa Tounes yang memenangkan pemilihan parlemen 2014 .
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
Lahir di Sidi Bou Said kepada keluarga dari Tunisia mendarat elite, ia adalah cicit dari Ismail Caid Essebsi, pemimpin mamluk dari corsair Tunisia di Sardinia pada awal abad ke-19, yang dibesarkan dengan keluarga yang berkuasa dan kemudian menjadi anggota penting dari pemerintah.
Pada 27 Februari 2011, setelah Revolusi Tunisia, Perdana Menteri Tunisia Mohamed Ghannouchi mengundurkan diri setelah tragedi bentrokan di Tunis, lima pengunjuk rasa yang tewas.(T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan