Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ETIKA BERPAKAIAN DALAM ISLAM

Bahron Ansori - Sabtu, 19 September 2015 - 11:09 WIB

Sabtu, 19 September 2015 - 11:09 WIB

2577 Views

1514620_610520779035762_8355669626330191493_n2Oleh: Bahron Ansori, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Islam adalah agama yang sempurna, karena itu tak ada yang tak diatur dalam agama paling mulia itu. Islam mengatur kehidupan manusia sejak ia tidur hingga tidur lagi. Salah satu yang diatur dalam Islam dan akan dipaparkan dalam tulisan singkat ini adalah tentang bagaimana etika berpakaian dan berhias. Berpakaian dan berhias menjadi hal yang mendasar bagi orang lain untuk menilai seseorang.

Berpakaian dan berhias mencerminkan sejauhmana orang tersebut mampu menjaga kewibawaan dirinya. Sekelompok orang yang terbiasa liar (liberal) dan tak terikat dengan adat istiadat apalagi agama, bisa jadi akan mengenakan  pakaian yang mengumbar aurat dan mendorong orang lain untuk melakukan kejahatan atasnya. Contohnya seorang wanita yang berpakaian mendekati (maaf) telanjang, maka tentu situasi seperti itu akan mengundang orang-orang yang berniat jahat mewujudkan aksinya.

Dalam Islam, cara berpakaian seseorang tidak hanya mencerminkan tingginya wibawa tapi lebih dari itu, pakaian yang dikenakannya akan mencerminkan sejauhmana tingginya kedudukan dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga: Menjaga Ukhuwah Islamiyah dalam Kehidupan Berjama’ah

Sebagai Muslim, sudah tentu pakaian yang baik dan sopan adalah pakaian yang tidak melanggar syariat. Karena itu, berikut adalah aturan  berpakaian dan berhias seperti yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Pertama, disunnahkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya di saat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihatnya mengenakan pakaian buruk (jelek), “Bila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahanNya itu pada dirimu.”  (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Kedua, pakaian harus menutup aurat, yaitu longgar tidak membentuk lekuk tubuh dan tebal tidak memperlihatkan apa yang ada di baliknya, terutama bagi kaum hawa.

Ketiga, pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas ra ia menuturkan, “Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari). Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.

Baca Juga: Tiga Pilar Hijrah: Fondasi Perubahan Menuju Kehidupan Islami

Keempat, pakaian tidak merupakan pakaian show (untuk ketenaran), karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, “Siapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat.” (HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Kelima, pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadis yang bersumber dari Aisyah ra menyatakan bahwa, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan Nabi menghapusnya. (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).

Keenam, laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa. Karena hadis yang bersumber dari Ali ra mengatakan, “Sesungguhnya Nabi Allah pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dari umatku.(HR. Abu Daud dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Ketujuh, pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, “Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam neraka.(HR. Al-Bukhari).

Baca Juga: 10 Hikmah Hidup Berjama’ah dari Qur’an dan Sunnah

Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menutup seluruh badannya, termasuk kedua kakinya.

Kedelapan, haram hukumnya orang yang menyeret (menggusur) pakaiannya karena sombong dan bangga diri. Sebab ada hadits yang menyatakan, “Allah tidak akan memperhatikan di hari Kiamat kelak kepada orang yang menyeret kainnya karena sombong. (Muttafaq’alaih).

Kesembilan, disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya. Aisyah ra berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam suka bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci’. (Muttafaq’-alaih).

Kesepuluh, disunnatkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca, “Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengaruniakannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.(HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Baca Juga: 10 Akhlak Mulia yang Wajib Dimiliki oleh Muslim

Kesebelas, disunnatkan memakai pakaian berwarna putih, katrena hadis mengatakan, “Pakaialah yang berwarna putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu …” (HR. Ahmad dan dinilah shahih oleh Albani).

Keduabelas, disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila keduanya dalam keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu sedang berihdad (berkabung) atas kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya), karena larangannya shahih.

Ketigabelas, haram bagi perempuan memasang tato, menipiskan bulu alis, memotong gigi supaya cantik dan menyambung rambut (bersanggul). Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam haditsnya bersabda, “Allah melaknat (mengutuk) wanita pemasang tato dan yang minta ditatoi, wanita yang menipiskan bulu alisnya dan yang meminta ditipiskan dan wanita yang meruncingkan giginya supaya kelihatan cantik, (mereka) mengubah ciptaan Allah. Dan di dalam riwayat Imam Al-Bukhari disebutkan, “Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya. (Muttafaq’alaih).

Sejatinya, kita harus selalu berbenah untuk menjadi lebih islami lagi termasuk dengan memperhatikan pakaian yang kita kenakan. Wallahua’am. (R02/P4)

Baca Juga: Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah