Etos Kerja di Bulan Ramadhan

Oleh: Sajadi, Wartawan MINA

Tak salah lagi, Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, pahala dilipatgandakan dan pintu ampunan di buka selebar-lebarnya di bulan suci ini.

Sehingga bulan Ramadhan selalu dijadikan momen yang tepat oleh umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wata’ala dengan memperbanyak ibadah dan amal shalih.

Bahkan tidak sedikit orang yang menyedikitkan tidurnya untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan berbagai ibadah seperti Shalat Tarawih, Shalat Malam, Tadarus Al-Quran dan lainnya.

Kemurahan Allah pada bulan Ramadhan dibuka luas tidak terhingga. Hadits riwayat Imam Muslim berikut ini menggambarkan betapa luasnya kemurahan Allah dalam melipatgandakan amal kebaikan hamba-Nya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Artinya, “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Semua amal kebaikan anak manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan serupa hingga 700 kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa. Puasa adalah milik-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya karena ia meninggalkan syahwat dan makanan demi Aku.’ Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yaitu satu kebahagiaan saat berbuka puasa dan satu kebahagiaan lainnya saat menemui Tuhannya. Sungguh bau mulutnya lebih harum di sisi Allah daripada bau kesturi.” (HR Muslim).

Demikianlah mereka yang melihat dan menjadikan Ramadhan sebagai medan untuk meningkatkan kualitas diri dan ibadah kepada Allah, sehingga kehadiran bulan penuh berkah ini berdampak positif kepada mereka dalam meningkatkan kuantitas serta kualitas ibadah kepada Allah Subhanallahu wata’ala.

Namun ada sebahagian tidak demikian, mereka justru menganggap Ramadhan sebagai penghalang untuk melakukan kegiatan yang biasa lakukan, seperti makan dan minum sesuka hati, bangun siang, merokok dan lain sebagainya.

Bahkan tidak sedikit pula yang menjadikan Ramadhan sebagai dalih atau alasan untuk kepentingan tertentu yang sifatnya negatif, misalnya untuk tidak bekerja tepat waktu, tidak bersemangat dalam bekerja dan sebagainya.

Hal tersebut secara tidak langsung mencitrakan Islam sebagai suatu agama yang memerintahkan umatnya untuk bermalas-malas pada saat bulan Ramadhan, dengan kata lain terjadi fenomena penurunan etos atau semangat kerja di dalam segala dimensi kehidupan.

Namun apabila kita lihat sejarah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabatnya, terlihat bahwa Ramadhan bukan bulan pemandul kreativitas dan produktivitas. Hal itu bisa dibuktikan justru di bulan ini lahir beberapa karya tak ternilai dan tercatat dengan tinta emas dalam sejarah perkembangan Islam.

Misalnya, pada 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah, untuk pertama kali pecah perang Badar di mana kaum Muslim memperoleh kemenangan. Lalu, pembebasan kota Mekah yang dikenal dengan Fathu Makkah terjadi pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 H.

Begitu pula perang terakhir yang diikuti Nabi, yakni Perang Tabuk terjadi pada Ramadhan 9 H.

Sementara pada masa sahabat, kaum Muslim berhasil menaklukkan Romawi pada Ramadhan 13 H dan pada 91 H di bulan yang sama, kaum Muslimin pun berhasil merebut kota Andalusia, kini Spanyol.

Tentu saja masih banyak lagi, termasuk kemerdekaan negeri ini dari bangsa penjajah terjadi pada 8 Ramadhan 1364 H.

Bercermin pada semua kisah nyata di atas, tidak sepantasnya bila pada bulan suci ini kita bermalas-malasan, tidak produktif dan banyak tidur karena puasa. Ramadhan sejatinya mampu memicu optimisme untuk meningkatkan semangat dan produktivitas kerja.

Optimisme merupakan semangat lahir-batin untuk berupaya dan terus berusaha mendapatkan yang terbaik, dengan begitu, menyingkirkan kesulitan untuk menggapai kemudahan, seperti firman Allah dalam Al-Quran:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

Artinya:”Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan” (QS. Surat Al-insyirah/94: 5).

Oleh sebab itu, umat Islam harus dapat menyadari bahwa puasa sebagai suatu peluang yang berharga diberikan Allah untuk melihat siapa yang akan keluar menjadi pemenang setelah selesai Ramadhan, sekaligus dapat eksis bertahan dalam iman.

Strategi di Bulan Ramadhan

Apabila kita lihat lebih jauh bahwa persoalan adanya kecenderungan melemahnya umat Islam, sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh puasa di bulan Ramadhan, namun karena faktor iman dan tingkat kesungguhan dalam beribadah kepada Allah Subhanallahu wata’ala.

Oleh sebab itu ada beberapa tips di bawah ini untuk mengatasi melemahnya etos kerja saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yakni:

Pertama, sadarilah ibadah puasa di bulan Ramadhan itu adalah bagian dari ujian hidup.

Bulan Ramadhan menurut kodratullah sejatinya adalah ujian hidup bagi umat manusia. Tidak hanya ujian untuk memenuhi tuntutan ibadah puasa wajib maupun ibadah lainnya, namun juga diharapkan mampu berpuasa sambil melaksanakan rutinitas-rutinitas yang ada.

Tentunya jika mampu melewati ujian tersebut disertai keikhlasan dan kesabaran, pasti akan mendapatkan pahala berlipat.

Kedua, Positive Thinking atau berpikran positif dalam melaksanakan segala rutinitas dan pekerjaan.

Mulailah mereset pikiran, sejatinya kita adalah manusia yang diberi akal oleh Allah. Manfaatkan akal tersebut bahwa kita bisa berpikir positif menjalankan aktifitas dan pekerjaan ditengah-tengah ibadah puasa.

Yakinkan hati dan pikiran untuk selalu berpikir positif. Dengan pikiran positif, pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dikarenakan pikiran fokus.

Ketiga, buatlah perencanaan harian dan target besar di Bulan Ramadhan.

Membuat perencanaan harian dan target besar di Bulan Ramadhan adalah hal penting. Sehingga membuat hari-hari kita terarah untuk melakukan rutinitas.

Buatlah target yang optimis dan realistic disesuaikan dengan rutinitas. Seringnya, kita dalam membuat target tidak memperhatikan rutinitas tersebut dan merasa yakin bahwa kita bisa mencapai target yang dijadwalkan. Nyatanya justru tidak, Ketika Ramadhan selesai barulah merasa kecewa.

Dengan semangat Ramadhan, mari balut diri kita dengan optimisme dan etos kerja. Realisasikan setumpuk konsep menjadi karya yang bermanfaat. Tinggalkan kesan klasik, bahwa banyak tidur di bulan Ramadhan sebagai ibadah.

Padahal hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itu dimaksudkan bagi orang yang kelelahan setelah banyak bekerja dan beribadah. (A/RE1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ali Farkhan Tsani

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.