Euro-Med: Israel Bunuh 94 Profesor di Gaza sejak 7 Oktober 2023

Ilustrasi. (Foto: Euro-Med Monitor)

Jenewa, MINA – Israel telah membunuh 94 profesor bersama dengan ratusan guru dan ribuan mahasiswa dalam aksi genosida di Jalur , yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, kata Badan Pemantau Hak Asasi Manusia .

Menurut Euro-Med, Israel telah menargetkan tokoh akademis, ilmuwan, dan intelektual di Jalur Gaza dalam serangan udara yang disengaja dan spesifik terhadap rumah mereka tanpa pemberitahuan sebelumnya.

“Mereka yang menjadi sasaran telah tewas tertimpa reruntuhan, bersama dengan anggota keluarga mereka dan keluarga pengungsi lainnya. Data awal menunjukkan bahwa tidak ada pembenaran atau alasan yang jelas di balik penargetan orang-orang ini,” kata organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa ini dikutip MINA, Ahad (21/1).

Menurut Euro-Med, mereka yang menjadi sasaran termasuk 17 orang yang menyandang gelar profesor, 59 orang yang menyandang gelar doktor, dan 18 orang yang menyandang gelar master.

Euro-Med memperkirakan ada tambahan jumlah akademisi yang menjadi sasaran, termasuk mereka yang memiliki derajat yang lebih tinggi, yang kematiannya belum dihitung, karena berbagai alasan.

“Para akademisi yang menjadi sasaran mempelajari dan mengajar di berbagai disiplin ilmu, dan banyak dari gagasan mereka menjadi landasan penelitian akademis di universitas-universitas di Jalur Gaza,” tulis laporan Euro-Med.

Kelompok hak asasi manusia tersebut menambahkan, penghancuran sistematis dan meluas oleh Israel terhadap bangunan-bangunan budaya, termasuk institusi-institusi yang memiliki makna sejarah yang besar, kemungkinan besar Israel sengaja menargetkan setiap aspek kehidupan di Gaza.

Israel secara sistematis menghancurkan setiap universitas di Jalur Gaza secara bertahap selama lebih dari 100 hari serangan tersebut.

Tahap pertama meliputi pengeboman terhadap universitas Islam dan Al-Azhar. Universitas-universitas lain mengalami serangan serupa; beberapa di antaranya, seperti Universitas Al-Israa di Gaza selatan, hancur total setelah awalnya digunakan sebagai barak militer.

Media Israel merilis klip video pada Rabu (17/1) yang memvisualisasikan ledakan di Sekolah Al-Israa. Ledakan tersebut terjadi 70 hari setelah militer Israel mengubah sekolah tersebut menjadi barak dan, kemudian, menjadi fasilitas penahanan sementara.

Menurut perkiraan awal, serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah mengakibatkan kematian ratusan mahasiswa, lapor Euro-Med.

Kelompok hak asasi manusia tersebut menyatakan, menghancurkan universitas dan membunuh akademisi dan mahasiswa akan mempersulit melanjutkan kehidupan universitas dan akademis ketika genosida berakhir, dan mengatakan mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun untuk melanjutkan studi di lingkungan yang telah hancur total.

Menurut Kementerian Pendidikan , 4.327 siswa tewas dan 7.819 lainnya terluka, sementara 231 guru dan administrator tewas dan 756 luka-luka dalam serangan yang sedang berlangsung. Sementara itu, 281 sekolah milik negara dan 65 sekolah yang dikelola UNRWA di Jalur Gaza telah hancur seluruhnya atau sebagian.

Sembilan puluh persen sekolah negeri mengalami kerusakan langsung atau tidak langsung, dan sekitar 29% gedung sekolah tidak berfungsi karena hancur total atau rusak parah. Terdapat 133 sekolah lain yang digunakan sebagai pusat penampungan di Jalur Gaza.

Penghancuran properti budaya dan sejarah Palestina yang dilakukan secara luas dan disengaja oleh Israel, termasuk universitas, sekolah, perpustakaan, dan arsip, menunjukkan kebijakan Israel yang membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni, Euro-Med Monitor memperingatkan.

Serangan-serangan tersebut menciptakan lingkungan tanpa layanan dan kebutuhan dasar dan pada akhirnya mungkin memaksa penduduk Jalur Gaza untuk beremigrasi.

Euro-Med menekankan, penargetan objek sipil oleh angkatan bersenjata, khususnya artefak sejarah atau budaya yang dilindungi oleh undang-undang khusus, bukan hanya merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional dan kejahatan perang berdasarkan Statuta Roma. (T/R2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.