Aleppo, 16 Rabi’ul Awwal 1438/16 Desember 2016 (MINA) – Pelaksanaan evakuasi warga Aleppo Timur, Suriah, pada Kamis (15/12) dilakukan dalam tiga konvoi kendaraan, membawa sekitar 3.000 warga sipil dan oposisi yang menyerah, tapi dilaporkan bahwa 50.000 jiwa masih tetap terjebak di kota yang sangat berbahaya itu.
Pemindahan itu dilakukan di bawah kesepakatan evakuasi yang akan memungkinkan Pemerintah Suriah untuk mengambil kontrol penuh Aleppo Timur setelah bertahun-tahun mereka larut dalam pertempuran mematikan.
Tiga konvoi meninggalkan Aleppo membawa warga sipil yang terluka, anggota oposisi dan keluarga mereka. Sebagian besar warga sipil meninggalkan Aleppo Timur dengan bus dan ambulans.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Sekitar 3.000 warga sipil dan lebih dari 40 terluka, termasuk anak-anak, dibawa keluar,” kata Kepala Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Suriah, Marianne Gasser. “Tidak ada yang tahu berapa banyak orang yang tersisa di timur.”
Namun Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan kepada wartawan di Paris pada Kamis (15/12) bahwa sekitar 50.000 orang masih terjebak di wilayah yang dikuasai oposisi.
“Ada 50.000 orang, termasuk 40.000 warga sipil yang malang tinggal di bagian kota. Sisanya adalah pejuang, penomoran antara 1.500 hingga 5.000, dan keluarga mereka,” katanya.
Kepala satuan tugas kemanusiaan dukungan PBB untuk Suriah, Jan Egeland, mengatakan di Jenewa bahwa kebanyakan dari mereka yang dievakuasi dari Aleppo akan menuju ke kubu oposisi di Provinsi Idlib, di barat laut Suriah.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Namun De Mistura memperingatkan bahwa “Idlib akan menjadi Aleppo berikutnya” jika kesepakatan gencatan senjata dan politik untuk Suriah tidak ditemukan.
Idlib sebagian besar dikendalikan oleh Angkatan Darat Conquest, koalisi yang didominasi oleh mantan afiliasi Al-Qaeda, Front Fateh Al-Sham dan termasuk kelompok oposisi Islamis Ahrar Al-Sham dan Faylaq Al-Sham.
Evakuasi terjadi sebulan setelah pasukan Pemerintah Suriah dan milisi sekutunya melancarkan serangan besar-besaran untuk merebut kembali seluruh wilayah Aleppo. Kemenangan di Aleppo akan menjadi kemenangan terbesar dalam lebih dari lima tahun perang saudara di negara itu berlangsung.
Sebelumnya, kesepakatan evakuasi awal yang dicapai pada Selasa diblokir oleh Iran. Iran menuntut evakuasi warga sipil dari dua desa Syiah pro-pemerintah di Idlib yang dikepung oleh oposisi.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sebanyak 30 kendaraan menuju ke Fouaa dan Kafraya untuk mengevakuasi warga yang sakit dan terluka, gubernur tetangga provinsi Hama, Mohamed Al-Hazouri, mengatakan kepada kantor berita SANA.
Seorang sumber Suriah di lapangan mengatakan kepada AFP bahwa “1.200 orang terluka dan orang-orang sakit serta keluarga mereka dievakuasi.”
Menurut kelompok pemantau di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengungkapkan bahwa lebih dari 465 warga sipil tewas di Aleppo Timur selama serangan sebulan dan 149 lainnya tewas oleh serangan roket oposisi di daerah yang dikuasai pemerintah.
Lebih dari 310.000 orang yang telah tewas sejak konflik Suriah dimulai pada tahun 2011. Lebih dari setengah penduduk telah mengungsi. (T/P001/R05)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)