New York, 19 Rabi’ul Awwal 1438/19 Desember 2016 (MINA) – Evakuasi warga sipil Suriah dan anggota militan oposisi dari Aleppo Timur kembali disepakati di bawah perjanjian, setelah Dewan Keamanan PBB di New York City menyepakati rancangan resolusi yang bertujuan untuk memastikan bahwa para pejabat PBB dapat memantau proses di lapangan.
Menurut pejabat PBB, Dewan Keamanan dijadwalkan akan mangambil suara pada Senin (19/12) waktu Amerika. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Sebelumnya, sejumlah bus dikirim ke Aleppo Timur untuk mengevakuasi para militan dan keluarganya, sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengevakuasi orang-orang dari sektor yang dikuasai oposisi tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Sebagai imbalan, warga berpaham Syiah yang menjadi penduduk mayoritas di desa Fouaa dan Kefraya di provinsi Idlib harus dievakuasi dari kepungan kelompok oposisi.
Sejak 2012, Aleppo telah terbelah menjadi dua wilayah. Aleppo Barat dikuasai oleh pasukan pemerintah dan Aleppo Timur dikuasai oleh kelompok-kelompok oposisi. Sejak itu, Aleppo Timur dikepung dan diblokade oleh pasukan pemerintah dan sekutunya.
Sebulan terakhir, pasukan pemerintah dengan dukungan serangan udara Rusia dan pasukan para militer Syiah melakukan operasi besar-besaran dengan target merebut kembali seluruh Aleppo.
Setelah bertahun-tahun berperang, akhirnya benteng oposisi di Aleppo Timur berhasil dijebol. Hingga hari terakhir sebelum kesepakatan evakuasi, oposisi telah kehilangan 90 persen wilayahnya, membuat sebagian kelompok memilih menyerah dalam kesepakatan.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Kelompok oposisi yang menyerah akan dikirim ke basis oposisi di provinsi Idlib dengan syarat meninggalkan senjata berat mereka. Sementara ada pula kelompok oposisi lainnya yang tetap memilih terus bertahan dan berjuang di Aleppo Timur. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB