MENLU : PERANCIS AKAN AKUI PALESTINA SECEPATNYA

French Foreign Minister Fabius delivers a speech during a debate on Palestine status at the National Assembly in Paris
Menteri Luar Negeri, Prancis Laurent Fabius memberikan pidato selama perdebatan mengenai status di Majelis Nasional di Paris 28 November 2014 (Foto: AFP)

Paris, 6 Safar 1436/29 November 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius menyatakan, secepatnya akan memberikan pengakuan secara resmi kepada Palestina sebagai negara dan memberi batas waktu dua tahun untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

“Prancis akan mengakui negara Palestina,” kata Fabius, di Majlis Nasional yang memperdebatkan pengakuan negara Palestina. Al-Arabiya melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (29/11).

Akan tetapi, banyak anggota parlemen Perancis mempertanyakan pernyataannya, kapan, dan bagaimana.

“Di PBB, kami bekerja sama dengan mitra kami, mengadopsi resolusi Dewan Keamanan untuk menyimpulkan pembicaraan. Batas waktu dua tahun untuk menyelesaikan konflik Timur-Tengah adalah yang paling sering disebut-sebut dan pemerintah Perancis setuju dengan angka ini,” kata Fabius.

Pemerintah Palestina berencana untuk secara resmi menyerahkan kepada Dewan Keamanan PBB rancangan resolusi yang menyerukan penarikan mundur Israel dari semua wilayah yang diduduki pada tahun 2016.

Dalam perdebatan di Majlis Nasional pada Kamis (27/11) malam itu, Fabius mengatakan, Perancis siap untuk menjadi tuan rumah perundingan internasional dalam upaya untuk mendorong tercapainya perdamaian Palestina-Israel.

“Sebuah konferensi internasional dapat diselenggarakan, Prancis siap untuk mengambil inisiatif ini dan dalam pembicaraan tersebut, pengakuan (dari negara Palestina) akan menjadi tema untuk resolusi definitif konflik,” katanya.

Fabius tidak menyebutkan kapan konferensi ini, juga disebutkan oleh Presiden Prancis, Francois Hollande.

Namun demikian, Fabius mengatakan, Perancis berharap untuk menyatukan semua Negara-negara yang terlibat dalam konflik, bekerja sama dengan Uni Eropa, Liga Arab dan semua anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

“Jika upaya ini gagal. Jika upaya terakhir ini pada penyelesaian negosiasi tidak berhasil, maka Perancis akan melakukan tugasnya dan mengakui negara Palestina tanpa penundaan dan kami siap untuk melakukan itu,” tegas Fabius.

Banyak di Negara-negara Eropa frustrasi dengan kebuntuan dalam pembicaraan damai dan dengan tindakan pemerintah Israel di Gaza serta dalam mendukung pertumbuhan permukiman Yahudi.

Pada tanggal 30 Oktober, pemerintah Swedia menjadi yang pertama dari negara Eropa Barat di Uni Eropa mengakui negara Palestina. Sejak itu, anggota parlemen di Inggris, Spanyol dan Irlandia telah menyetujui gerakan non-mengikat mendesak pengakuan, dan Parlemen Eropa memperdebatkan masalah tersebut pada pecan ini. (T/P011/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0