Kota Al-Quds, MINA – Media Israel Yedioth Ahronoth hari Selasa (24/4) melaporkan, bahwa Fadi Al-Batsh, yang dibunuh di Malaysia pada 21 April, telah bekerja untuk pengembangan proyek pesawat tanpa awak (drone) yang dikelola Hamas, sehingga menjadi target pembunuhan oleh Israel.
Surat kabar itu menerbitkan materi tertulis dari penelitian yang disiapkan oleh Al-Batsh tentang pengembangan pesawat pengintaian dengan judul: “Tantangan dalam integrasi pesawat tanpa awak dalam penggunaan sipil”.
Disebutkan, penelitian itu ditandatangani oleh Al-Batsh dan dua orang lainnya, sehingga itu diklaim telah menunjukkan dengan tegas perhatiannya dalam pengembangan dan modernisasi pesawat tanpa awak.
Hubungan antara penelitian tersebut dan pengakuan Hamas bahwa kadernya kemungkinan dibunuh karena latar belakang spesialisasi dalam pengembangan jenis pesawat yang sama dengan insinyur Tunisia Mohamed Zouari, yang juga dibunuh sebelumnya.
Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas
Media Safa melaporkan, penelitian itu telah disiapkan pada 2013 di Fakultas Teknik Universitas Islam Malaysia, dan berkaitan dengan mesin pesawat terbang, sistem panduan, unit daya, komunikasi, dan sarana untuk memperoleh gambar.
Penelitian berfokus pada pentingnya mengurangi berat pesawat tersebut dan mengembangkan baterai, serta mengembangkan sistem komunikasi dengan pesawat ini untuk kontrol penuh, dan menyimpulkan pentingnya memperpanjang durasi terbang pesawat tersebut di atmosfer dan mampu bekerja dalam berbagai kondisi cuaca.
Surat kabar menunjukkan meskipun untuk kepentingan sipil dari pesawat tersebut, tetapi akan dapat dengan mudah dikonversi menjadi pesawat militer untuk kepentingan Hamas.
Al-Batsh dibunuh saat waktu fajar tanggal 21 April yang merupakan ilmuwan Palestina dan dosen perguruan tinggi. Nama lengkapnya Fadi Muhammad al-Batsh berusia 35 tahun, dari kota Jabalya di Jalur Gaza utara.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Dia dibunuh dalam perjalanannya melakukan shalat subuh di masjid dekat rumahnya di mana dia tinggal di kota Jombak sebelah utara ibukota Malaysia, Kuala Lumpur.
Wakil Perdana Menteri Ahmed Zahid Hamidi membenarkan kasus pembunuhan yang terkait dengan intelijen anti-Palestina.
Hamidi mengatakan, pihak berwenang Malaysia akan meminta polisi internasional untuk melacak para pelaku pembunuhan dan menyeret mereka ke pengadilan.
Kepala polisi Malaysia di kota Jombak, Mazlan melaporkan, bahwa dua orang mengendarai sepeda motor menembakkan lebih dari 14 peluru pada pukul enam pagi, dan salah satu peluru mengenai kepalanya langsung yang menyebabkan kematiannya. (T/B05/R01)
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Mi’raj News Agency (MINA)