Jakarta, MINA – Seni rupa adalah sisi lain perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan, terdapat sebuah lukisan berukuran 152×152 cm bernama lukisan “Memanah” karya Henk Ngantung, yang menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, saat membuka Pameran Seni Rupa “Kepada Republik #5 Tanah Air” di selasar Gedung Nusantara DPR RI, Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
“Tak hanya itu, 28 hari setelah Indonesia Merdeka, tepatnya pada tanggal 14 September 1945 lukisan ini kembali digunakan sebagai latar belakang pada acara konferensi pers perdana bagi Bangsa Indonesia yang baru saja merdeka di hadapan pers nasional dan asing,” katanya.
Pameran Seni Rupa “Kepada Republik #5 Tanah Air” ini sendiri akan berlangsung pada 3 sampai 6 September 2019 dimulai sejak pukul 09.00-16.00 WIB.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Pameran ini menampilkan hasil karya dari 16 seniman dan 1 komunitas sehingga berjumlah 17 peserta yaitu Akbar Linggaprana, Aming Prayitno, Amrizal, Sulaiman, Bodi Dharma, Dani King, Dio Pamola, Irwanto Lentho, Ismet Sajo, Joko Pekik, Nasirun, Sigit Raharjo, Soenarto PR, Syahrizal Pahlevi, Teufik Ali Hadzalic, Tri Susilo, Yoes Rizal, Yong Wardono dan Komunitas Adeline Art Therapy Center.
Fadli mengatakan, jika membaca ulang sejarah pembacaan teks Proklamasi yang dilakukan di depan lukisan ‘Memanah’, hal itu bukanlah kebetulan melainkan dengan sengaja dirancang oleh Bung Karno karena menginginkan agar lukisan itu menjadi latar belakang teks pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pada masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga banyak para tokoh seniman pelukis perupa yang ikut berjuang dengan cara berkesenian, antara lain dengan cara membuat poster-poster yang berisi pesan propaganda kemerdekaan pada masa itu.
“Salah satu karya yang terkenal dari para pejuang kesenian tersebut adalah lukisan ‘Ayo Bung’ karya Affandi,” kata Fadli.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Lebih lanjut, Fadli menjelaskan, jika menengok kembali perjuangan pada pertengahan tahun 1946 yang lalu, hampir semua seniman terkemuka bermukim di Yogyakarta untuk menyaksikan dari dekat upaya mempertahankan diri dari serangan sekutu yang berusaha merebut kembali kemerdekaan Indonesia.
“Mereka kemudian membuat karya-karya yang menampilkan perjuangan rakyat Indonesia. Jadi bisa dikatakan seni rupa adalah sisi yang tidak bisa dipisahkan dari perjuangan kemerdekaan kita. Serta, menjadi salah satu instrumen dan alat perjuangan tersendiri karena melalui seni dan budaya bisa lebih membuat cepat menggugah orang bergerak dalam rangka membela dan mempertahankan Kemerdekaan RI pada masa itu,” katanya.
Legislator Dapil Jawa Barat V dari Partai Gerindra itu menutup sambutannya dengan menyampaikan DPR RI berharap melalui pameran ini spirit perjuangan para seniman di masa lalu dapat terus terpelihara. Sejak pameran-pameran terdahulu, DPR RI juga terus berusaha untuk para perupanya berbeda dari tahun ke tahun. (L/R06/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online