Luanda, MINA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyampaikan pesan perdamaian di acara forum internasional Sidang Umum ke-147 Inter-Parliamentary Union (IPU).
Secara tegas, Fadli mengajak Majelis Umum IPU untuk menghentikan perang terhadap Palestina. BKSAP DPR RI mengajukan resolusi yang secara komprehensif menangani kejahatan perang Rakyat Palestina dan menyerukan solusi jangka panjang untuk menciptakan negara yang mandiri.
“Kami berkumpul di sini untuk bekerja sama mengambil tindakan parlemen perdamaian dan keadilan. Dan sekarang, tantangan terbesarnya adalah bagaimana dan kapan melakukannya, segera hentikan perang terhadap Palestina yang masih mengalaminya kolonisasi dan aneksasi dari Israel,” tegas Fadli saat Sidang Umum ke-147 IPU ke-147 di Luanda, Angola, Kamis (26/10) sebagaimana dikutip Parlementaria, Jumat (27/10).
Dalam forum tersebut, Fadli pun berupaya memberikan pemahaman agar sejarah kelam kolonialisme tidak terulang lagi.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dia mengungkapkan, sebagian besar negara-negara Asia dan Afrika diduduki dan dijajah oleh kekuatan Barat. Kemudian pada periode tahun 1940an hingga tahun 1950an, beberapa negara di Afrika dan Asia termasuk Indonesia telah memimpin perjuangan melawan kolonialisme dan pencarian kemerdekaan.
“Kami memprakarsai dan memimpin momen bersejarah Asia-Afrika Konferensi tahun 1955 di Bandung untuk menggalang solidaritas di kalangan Asia dan negara-negara Afrika,” ungkap Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Menurutnya, saat ini masih ada mentalitas neo-kolonial dalam konteks Palestina, sejarah menunjukkan hal itu. Nazi melakukan genosida terhadap orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Tapi sekarang, Israel melakukan genosida dan pembersihan etnis (ethnic cleansing) serupa terhadap warga Palestina.
“Upaya kami untuk mengakhiri kekejaman, menghentikan pembunuhan, dan melindungi hak-hak warga Palestina,” ujar Fadli.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, komitmen Indonesia terhadap perdamaian dunia dan keadilan yang menyeluruh tidak tergoyahkan. “Mari kita pastikan bahwa dunia kita tidak baik-baik saja. Bebaskan dunia internasional dari kekerasan, ketidakadilan, dan hapus mentalitas neo-kolonial,” pungkas Anggota Komisi I DPR RI ini.
Usulan Resolusi DPR RI tentang Gaza
Sebelumnya, Fadli Zon yang memimpin delegasi Indonesia mengajukan resolusi untuk menghentikan serangan dan blokade Gaza pada lanjutan Sidang Umum IPU ke-147 di Luanda, Angola, Selasa (24/10).
Rancangan resolusi yang diusulkan berjudul Stopping the war dan violations of human rights in Gaza. Setelah voting, resolusi didukung 60,2 persen parlemen, namun belum mendapatkan dua per tiga suara.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sikap anggota Parlemen Dunia IPU terbelah, antara yang mendukung Palestina dan mendukung Israel. Pada umumnya negara-negara Asia, Afrika dan Timur Tengah mendukung Palestina. Negara Barat dan sebagian Amerika Latin mendukung Israel.
Melalui resolusi yang juga disponsori oleh Kuwait and Aljazair atas nama negara-negara yang tergabung dalam Grup Arab, Afrika Selatan mewakili negara-negara Grup Afrika serta Iran, Delegasi DPR RI menekankan empat poin yaitu mendesak berbagai pihak untuk menghentikan serangan Israel ke Gaza melalui gencatan senjata, membuka blokade Gaza untuk akses kemanusiaan, meminta komunitas internasional untuk lebih objektif dan fair serta bersama-sama menemukan solusi jangka panjang bagi perdamaian di Palestina.
Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon menyampaikan presentasi draf resolusi emergency item tersebut di hadapan Presiden IPU, Sekretaris Jenderal IPU, para Ketua Parlemen dan seluruh anggota delegasi Sidang Umum IPU dari sekitar 130 negara anggota IPU yang hadir ke Luanda.
Dalam paparannya, Fadli menegaskan, Israel telah melakukan kejahatan perang di Gaza dengan berbagai cara yang tidak manusiawi. Akibat tindakan brutal tersebut, lebih dari 7.000 orang tewas termasuk bayi, anak-anak, perempuan dan penduduk usia lanjut. Tak berhenti di situ, lebih dari 10.000 orang terluka dan sekitar 2 juta penduduk Gaza terisolir sehingga tak memiliki akses terhadap pasokan makanan, listrik, obat-obatan dan peralatan medis.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Selain itu, Anggota Komisi I DPR RI tersebut juga mengkritik ketidakmampuan PBB dan komunitas internasional untuk menghentikan penindasan dan okupansi terhadap warga Palestina di Gaza sejak beberapa dekade silam. Badan PBB, khususnya Dewan Keamanan PBB, tak bekerja secara efektif dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut juga menambahkan bahwa serangan ke Gaza saat ini menambah catatan buruk aksi Israel bagi warga Palestina termasuk penodaan berulang-ulang terhadap Kompleks Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, penyiksaan terhadap tawanan Palestina, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006.
Dengan usulan resolusi tersebut, DPR RI melalui BKSAP DPR RI telah berhasil menggalang solidaritas parlemen dunia untuk menjadikan isu Palestina sebagai topik penting yang selalu disinggung dalam berbagai sesi Sidang IPU.
Sidang Umum IPU ke-147 kali ini dilaksanakan di Parlemen Republik Angola pada 21-27 Oktober 2022. Dalam rangkaian sidang tersebut, juga dibahas beberapa isu seperti orphanage trafficking pada Komisi Demokrasi dan HAM, isu penggunaan Artificial Intelligence di dunia militer pada Komisi Politik dan Keamanan Internasional, serta berbagai isu global lainnya.
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Mendampingi Fadli Zon, turut hadir dalam sesi voting tersebut Wakil Ketua BKSAP Sukamta (F-PKS) dan Putu Supadma Rudana (F-Partai Demokrat) serta Ratih Megasari Singkarru, Anggota BKSAP DPR RI dari Fraksi Partai NasDem.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza