Strasbourg, MINA – Ketua BKSAP DPR RI, Dr. Fadli Zon, menghadiri pertemuan dialog the 3rd Inter-Regional European Parliament (EP) – ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Strasbourg, Prancis.
Dalam pertemuan itu, Fadli Zon sebagai Ketua Delegasi menyampaikan statemen awal bahwa Barat dan siapapun yang mendukung kekejaman Israel di Gaza akan kehilangan kompas moral.
“Bahkan praktik yang dilakukan Israel sekarang ini adalah praktik NAZI di era modern,” tegas Fadli dalam keterangan tertulisnya diterima MINA, Ahad (26/11).
Dia menyinggung keadaan di Gaza yang sangat menghawatirkan. Setidaknya ada 14 ribu masyarakat Palestina meninggal dunia karena serangan brutal Israel. Satu anak-anak meninggal setiap lima menit.
“Belum lagi serangan kepada tempat ibadah dan rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Indonesia. Hal ini tidak dapat diterima dan merupakan kejahatan kemanusiaan yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Fadli juga mengingatkan kembali, rakyat Palestina mengalami kekurangan akses terhadap makanan, air, listrik, dan juga pemadaman komunikasi di tengah tragedi kemanusiaan yang mengerikan ini.
Selain itu, standar ganda dan mental kolonialisme negara-negara yang berdiri bersama Israel turut disoroti oleh Fadli.
Menurutnya, mentalitas kolonial masih banyak tersisa terutama dengan standar ganda dan kemunafikan dari Barat.
“Meskipun ada bukti nyata mengenai kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, sangat disayangkan dan berbahaya bahwa standar ganda dan perilaku kolonialisme masih ada di abad ke-21. Ini dapat membuat mereka kehilangan pedoman moral (moral compass),” imbuhnya.
Wakil Presiden Liga Parlemen Untuk Palestina itu menyampaikan, meskipun gencatan senjata sementara selama empat hari perlu disambut baik, komunitas internasional, termasuk Uni Eropa harus tetap memperhatikan keadaan di Gaza, dan menuntut akuntabilitas Israel.
“Kita perlu menyambut baik langkah gencatan senjata empat hari ini, khususnya untuk bantuan kemanusiaan, tapi harus ada solusi permanen agar tercipta perdamaian di kawasan,” katanya.
Akuntabilitas merupakan elemen yang krusial dalam tragedi kemanusiaan di Gaza. Penting untuk Uni Eropa menekan Israel untuk menghentikan pembunuhan terhadap warga Palestina, mendorong gencatan senjata secara permanen, dan menggalang upaya untuk mendorong ICC menyelidiki Israel atas genosida terhadap rakyat Palestina.
Fadli Zon juga mengingatkan Uni Eropa bahwa agenda bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas tidak akan ada artinya, jika hak-hak rakyat Palestina tak diperhatikan.
Sebagai tambahan, pertemuan EP-AIPA Dialogue Meeting ini membahas terkait EP-AIPA Joint Assembly, di mana diinisiasikan untuk memperkuat kerja sama antar parlemen.
Hal ini juga disambut baik oleh Fadli sebagai Ketua BKSAP DPR RI dengan beberapa catatan untuk memastikan bahwa dialog akan efektif, tidak menduplikasikan dialog yang ada, dan berdasarkan kesetaraan, saling menghormati dan menguntungkan.
Pertemuan juga, diantara lainnya, mendiskusikan perlunya kerja sama perdagangan kedua wilayah dan secara bilateral, dimana delegasi DPR RI menyampaikan pentingnya menuntaskan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)