Jakarta, 3. Shafar 1438 H/ 3 Nop. 2016 (MINA) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon meminta pemerintah untuk tidak tergantung pada impor dan berkomitmen memajukan produk alutsista (alat utama sistem pertahanan) nasional di dalam negeri.
“Saya kira bisa asal ada kemauan dari pemerintah untuk tidak tergantung pada impor. Memajukan industri pertahanan dalam negeri. Kita punya Pindad, punya PT DI (Dirgantara Indonesia), Lapan, dan punya BUMN-BUMN strategis di bidang alutsista ini,” kata Fadli saat menghadiri acara Indo Defence 2016 Expo & Forum di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, demikian siaran pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
“Kami optimis dengan potensi yang dimiliki Indonesia,” kata Wakil Ketua DPR Bidang Politik Hukum dan Keamanan ini,
Ia juga mengungkapkan di Indonesia sebenarnya banyak SDM yang menguasai teknologi pertahanan.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
“Karena kita banyak mempunyai ahli. Di PT DI sendiri misalnya sebenarnya banyak orang-orang sudah Ph.D di bidang-bidang yang sangat langka. Sangat disayangkan pada waktu beberapa belas tahun yang lalu, karena krisis moneter, jadi banyak orang-orang yang pinter kita terpaksa bekerja ke luar negeri,” papar Fadli.
Ia berharap pemerintah bisa mengundang putra-putri terbaik bangsa yang ada di luar negeri agar pulang dan ikut berkiprah memajukan industri pertahanan nasional. “Harusnya mereka bisa dipanggil lagi ke dalam negeri untuk ikut memajukan industri pertahanan kita, ataupun industri-industri lain,” harapnya.
Pameran industri pertahanan bertaraf internasional yang diselenggarakan ketujuh kalinya ini mengangkat tema “Bolstering Defence Industri Coorperation: Achieving a Global Maritime Fulcrum and Secure World”.
Industri pertahanan dalam negeri yang ikut meramaikan pameran diantaranya, PT. Pindad, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Len Industri, PT. Dok Perkapalan Kodja Bahari, PT Industri Telekomunikasi Indonesia, PT. Krakatau Steel, PT. Industri Kapal Indonesia, PT. PAL Indonesia, PT. Barata Indonesia, PT. Boma Bisma Indra, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Dahana, PT. Industri Nuklir Indonesia, PT. Maju Mapan, PT. Sari Bahari, PT. Garda Persada, PT. Farin Industri Nusantara, PT. Palindo Marine dan PT Tesco Indomaritim.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Instansi pemerintah juga ikut ambil bagian, antara lain Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan SAR Nasional, BPPT, LIPI, LAPAN, TNI, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian.
Sedangkan perusahaan asing yang ikut memamerkan produknya antara lain Airbus, Arsenal, Avibraz, Brahmos Aerospace, Beretta Defence Technologies, Boeing Defence, Space & Security, China Aerospace, Daewoo Ship Building & Marinne Engineering, Damen Schelde, General Dynamics, Lockheed Martin, Norinco, Optix, Rheinmetall, Roketsan, Rosoboronexport, SAAB dan Thales. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan