Fadli Zon: Persoalan Rohingya Adalah Persoalan Kemanusiaan

Masyarakat etnis Rohingya. (dok. GK)

Jakarta, MINA – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon menilai cukup memahami penjelasan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, terkait penanganan pengungsi di Indonesia yang mengedepankan persoalan kemanusiaan. Mengingat persoalan kemanusiaan adalah hal yang paling penting dan mendasar.

“Persoalan kemanusiaan ini adalah memang persoalan yang memang sangat penting yang harus digarisbawahi, tentu kita harus menyelesaikan akar masalahnya, akar masalahnya adalah , akar masalahnya adalah demokrasi dan stabilitas di Myanmar,” katanya sebagaimana dilaporkan Parlementaria dikutip MINA, Sabtu (20/1).

Menurut Fadli, jika Indonesia yang juga merupakan salah satu leader di ASEAN mampu menyelesaikan akar permasalahan di Myanmar, maka para pengungsi dapat dikembalikan dengan selamat ke tanah airnya kembali. Mengingat, saat ini pengungsi Rohingya yang berada di Cox’s Bazar jumlahnya kini sudah 1,1 juta pengungsi.

Baca Juga:  Yuk Semangat, Ini Keutamaan Dakwah di Jalan Allah

“Di Malaysia dan juga di Indonesia yang jumlahnya tidak terlalu banyak juga bisa kembali ke tanah air mereka kembali dengan aman, dan ini yang memang harus kita usahakan bagaimana menyelesaikan akar-akar masalah dari persoalan pengungsi rohingya,” katanya.

Selain itu, Fadli pun menilai, para pengungsi Rohingya yang berlabuh di perairan Indonesia sebetulnya mereka tidak berniat mendatangi Indonesia, tujuan utama mereka adalah Malaysia, namun karena keputusasaan mereka, sehingga mengharuskan mereka berlabuh di Indonesia.

“Masalahnya adalah desperate, para pengungsi Rohingya di itu jumlahnya 1,1 juta, di Malaysia menurut Ketua Parlemen Malaysia waktu kami ke sana akhir tahun kemarin jumlahnya itu mencapai 200 ribu, kita ini 1.000 dan 2.000 di Indonesia. Jadi itu yang spill over dari Malaysia, jadi tujuan mereka sebenarnya utamanya ke Malaysia dan di situ ada berbagai macam kepentingan,” urainya.

Baca Juga:  Sadiq Khan Menang Telak Pertahankan Jabatan Wali Kota London

“Apakah kepentingan mencari kerja, kemudian juga aksesnya adalah human trafficking, dan kemudian ada juga yang memang mereka berlabuh di perairan Indonesia, tentu kita harus selamatkan secara kemanusiaan, dan sekali lagi kembali tadi ada penampungan sementara dan kemudian harus dikembalikan. Jadi kita ini sebenarnya bukan tujuan mereka pada umumnya mereka banyak mau ke Malaysia,” pungkasnya.

Hingga saat ini, etnis Rohingya sebagai etnis minoritas tidak mendapatkan perlindungan secara hukum dan kebijakan politik di Myanmar, bahkan yang lebih ironis, mereka justru diusir paksa oleh junta militer Myanmar.

Terlepas dari kemelut yang melanda etnis Rohingya, mereka mencari suaka di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Bangladesh, , termasuk pula di Indonesia. Gelombang kedatangan etnis Rohingya ke Provinsi Aceh yang diperkirakan sudah mencapai dua ribu orang hingga saat ini tentu bukan jumlah sedikit.(R/R1/P1)

Baca Juga:  Imaam Yakhsyallah: Meski Freedom Flotilla Tertunda, Perjuangan Tak Boleh Surut

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.