New York, MINA – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon menyerukan reformasi PBB saat bertemu dengan Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis, di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Fadli Zon yang juga Executive Committee di IPU (Organisasi Parlemen Dunia) menyampaikan, reformasi itu perlu dilakukan, khususnya dalam hal pengambilan keputusan di Dewan Keamanan PBB.
“DPR RI berpandangan melalui kepemimpinan di Majelis Umum PBB, reformasi organisasi termasuk DK PBB dapat dilakukan, dan dapat menjadi agenda bagian dari kesepakatan KTT Untuk Masa Depan atau UN Summit for the Future pada September nanti,” jelasnya dalam rilis pers yang diterima MINA, Rabu (17/7).
Fadli mengatakan, seruan itu disampaikan seiring pengesahan resolusi Admission of new Members to the United Nations pada 10th Emergency Special Session dari Majelis Umum PBB yang memberikan hak-hak dan privilese tambahan kepada Palestina dalam berpartisipasi di PBB.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Dia menjelaskan, Resolusi Majelis Umum PBB yang mencerminkan kehendak mayoritas bangsa-bangsa tersebut juga menganggap Palestina layak menjadi anggota PBB.
Tantangan berikutnya adalah, kata Fadli, memastikan Dewan Keamanan PBB menindaklanjutinya dalam pembahasan berikutnya. Ia menyebut, hak veto terus menjadi hambatan dalam multilateralisme.
Fadli Zon mengapresiasi kepemimpinan Presiden Majelis Umum PBB dalam beragam isu termasuk isu Palestina.
Ia mendorong aktifnya kepemimpinan Presiden Majelis Umum PBB untuk menegaskan hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan hak asasi manusia yang telah menjadi nilai universal untuk terus dihormati.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Kami juga mengucapkan selamat atas terselenggaranya UNRWA Pledging Conference yang menegaskan kembali upaya pendanaan terhadap organisasi dimaksud. Indonesia juga meningkatkan kontribusi regularnya dari sekitar US$ 600.000 pada 2023 menjadi US$ 1.200.000 per tahun pada 2024 dan dana hibah senilai US$ 2.000.000,” tambahnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mendorong agar diplomasi parlemen dapat menjadi agenda pembahasan di Majelis Umum PBB. Diplomasi Parlemen menjadi fitur tersendiri dalam pertumbuhan arsitektur multilateralisme dan meluasnya aktor tata kelola global (global governance).
“Apapun yang menjadi kesepakatan di PBB harus diterjemahkan pula di level domestik melalui pembahasan dengan Parlemen di tingkat nasional. Untuk itulah, Parlemen perlu pula mengetahui isu-isu dan agenda internasional, termasuk mendukung kepentingan-kepentingan diplomasi negara,” kata Fadli.
Kunjungan Kehormatan tersebut dilakukan Delegasi BKSAP DPR RI di sela-sela kegiatan IPU – UN Parliamentary Forum at the UN High Level Political Forum on Sustainable Development yang dihelat pada Selasa (16/7).[]
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agency (MINA)