Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FAKTA ILMIAH MENGAPA NABI MELARANG KENCING SAMBIL BERDIRI

Bahron Ansori - Selasa, 8 September 2015 - 13:38 WIB

Selasa, 8 September 2015 - 13:38 WIB

1909 Views

kencing-9_20150409_145905.jpg">kencing-9_20150409_145905-300x168.jpg" alt="kencing-9_20150409_145905" width="329" height="184" />Oleh: Bahron Ansori, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Islam merupakan agama yang penuh rahmat dan setiap ajarannya tidak ada yang menyimpang. Salah satu ajarannya, yaitu mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Salah satu sunnah Nabi yang sering dianggap remeh adalah kencing berdiri. Padahal kencing sambil berdiri itu dilarang  oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Terkadang, dengan berbagai alasan ingin cepat-cepat, seseorang akhirnya buang air kecil (kencing) sambil berdiri. Disadari atau tidak, dan dengan percaya diri seolah-olah ia sudah suci, ternyata saat ia melaksankan shalat, masih ada sisa air seninya yang keluar. Akibatnya, shalat yang ia kerjakan tidak sah karena masih ada sisa-sisa air najis yang menempel pada celananya saat shalat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan air kencing, maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing”. (HR. Al-Bazzaar dan Ath-Thahawi)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!

Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah melewati dua kuburan. Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya dua mayat dalam kubur ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda, ‘Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering.’ (H.R. Muslim).

Itulah dalil yang menjadi dasar mengapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang seorang Muslim kencing sambil berdiri.

Bagi Muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari wc dan mau shalat, ketika ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya. Itulah sisa air kencing yang tidak habis terbuang semua saat kencing sambil berdiri sebelumnya.

Hal ini menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis baik dari hadats (najis) kecil maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Sehingga Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sering mengingatkan dalam sabdanya, “Hati-hatilah dalam masalah kencing karena kebanyakan siksa kubur dikarenakan tidak berhati-hati dalam kencing.”

KENCING-BERDIRI.jpg">KENCING-BERDIRI-300x218.jpg" alt="KENCING BERDIRI" width="300" height="218" />Fakta Ilmiah

Dari sisi agama Islam, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka mendirikan shalat, ketika akan ruku’ atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya. Bisa ditebak, itulah air seni yang masih tersisa dan tidak keluar semua dengan sempurna. Apabila hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakan tentu menjadi tidak sah.

Tahukah kita, orang yang biasa kencing sambil berdiri akan mengalami mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam pundi-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar kemaluan menjadi lembek dan kendur.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Berbeda dengan buang air sambil jongkok. Dalam keadaan itu, tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan kemaluan. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir sampai habis dan menekan sambil berdehem sedikit. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, bahkan dengan cara ini kesehatan kemaluan akan tetap terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air kencing. Hal itu kemungkinan besar sering kali membuat celana dalam bau pesing akibat air kencing yang tersisa tadi.

Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni terjadi disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis keluar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal atau mengeras seperti batu karang.

Jadi, masihkah kita tak mau tahu bahwa di balik semua perintah dan larangan Allah juga Nabi-Nya pasti ada hikmah ilmiah yang begitu banyak dan bermanfaat bagi umat manusia.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Jadi, saat buang air kecil dengan posisi jongkok sempurna, maka kandung kemih akan tertekan dan memicu keluarnya seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung kemih yang kosong juga dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat.

Untuk mengosongkan kandung kemih, saat buang air seni usahakan batuk-batuk kecil (dehem) supaya kandung kemih lebih tertekan dan urin bisa keluar semua.

Lainnya, biasanya saat buang air seni dengan posisi jongkok sering disertai dengan buang gas, hingga dengan begitu seseorang telah membuang metabolisme tubuh berupa air dan gas. Kondisi ini sangat jarang terjadi bila kita kencing dengan posisi berdiri.

Sebagai Muslim yang baik dan menyadari betapa hidup ini begitu singkat, maka marilah kita bertekad untuk mengubah kebiasaan buruk kencing sambil berdiri itu menjadi jongkok. Sebab, selain kita akan mendapatkan pahala karena mengikuti perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tentunya juga akan mendapatkan kesehatan dalam hidup. Kita mulai dari yang kelihatannya sederhana dan sepele. Wallahua’lam. (R02/P4)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Millenia
MINA Preneur
Kolom
Kolom
Palestina