Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FAO Luncurkan Program Pemulihan untuk 70.000 Petani di Sulteng

Nidiya Fitriyah - Selasa, 6 November 2018 - 07:53 WIB

Selasa, 6 November 2018 - 07:53 WIB

5 Views ㅤ

Palu, MINA – Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) telah meluncurkan program pemulihan untuk membantu lebih dari 70.000 petani dan nelayan Indonesia  kembali menanam bahan pangan dan melaut setelah terjadinya gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah bulan lalu.

Selama tiga bulan ke depan, FAO bertujuan untuk menjangkau 50.000 petani dengan benih sayuran, pupuk dan alat-alat tangan kecil, seperti sekop dan cangkul. Sebanyk 20.000 nelayan juga akan menerima peralatan peralatan untuk menangkap ikan. 

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima MINA, Selasa (6/11), FAO menargetkan keluarga petani dan nelayan di daerah yang paling terpukul oleh bencana – Donggala, Sigi, Palu dan Parigi Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah.

FAO juga menyiapkan skema bantuan tunai untuk mendukung 4.000 ibu hamil dan ibu dengan anak di bawah lima tahun, untuk memungkinkan mereka mengakses makanan bergizi. 

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

“Keluarga di Sulawesi Tengah sangat bergantung pada kegiatan pertanian dan perikanan. Bagi banyak mayoritas penduduk, ini adalah satu-satunya sumber makanan dan pendapatan mereka. Dengan bencana ini mereka kehilangan mata pencaharian. Mereka kehilangan hasil panen dan sarana mereka untuk menanam atau mengakses makanan lagi – alat pertanian, benih, dan peralatan untuk menangkap ikan, ” ungkap Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard. 

“Kami tahu bahwa banyak orang di Indonesia telah mengalami ini sebelumnya dan cukup tangguh untuk kembali bangkit. Namun, penting bahwa FAO hadir, dalam mendukung upaya Pemerintah untuk membantu masyarakat Sulawesi Tengah agar segera bangkit,” tambahnya. 

Rudgard mengatakan, melalui program bantuan ini masyarakat Indonesia dapat memulihkan produksi makanan mereka secepat mungkin dan menghindari lebih banyak kelaparan dan penderitaan di masa depan.

Sektor pertanian dan perikanan telah mengalami kerusakan parah. FAO memperkirakan tingkat kerusakan yang sebenarnya  lebih tinggi dari yang terdata. Hingga saat ini, diperkirakan bahwa hampir 10 000 hektar lahan pertanian telah rusak, dengan padi dan tanaman jagung yang paling terkena pengaruh. 

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Hilangnya produksi sayuran juga diperkirakan sangat tinggi. Di Kabupaten Sigi, kerusakan pada sistem irigasi utama telah memutus pasokan air ke lebih dari 8.000 hektar lahan pertanian dan kawasan budidaya pertanian.

Selama 70 tahun, FAO telah mendukung  Indonesia dengan ratusan program untuk meningkatkan, menstabilkan dan menambah kualitas produksi dan suplai makanan.(L/R04/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia