Shana’a, 3 Jumadil Awwal 1437/11 Februari 2016 (MINA) – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB FAO (The UN Food and Agricultural Organisation) memperingatkan krisis kelaparan pangan mengejutkan yang akan menimpa lebih dari setengah populasi atau 14,4 juta warga Yaman.
“Perekonomian menyusut 35 persen pada tahun 2015. Orang-orang yang sebelumnya memiliki standar hidup layak telah menjadi warga miskin baru,” Gulf News seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) hari ini Kamis (11/2) melaporkan.
“Selain bencana kemanusiaan, kurangnya pekerjaan dan pengangguran akan membuka jalan bagi krisis baru sosial dan politik. Mereka karena tuntutan makan akan mencari peluang mencari nafkah, ini akan mendatangkan siklus kekerasan,” kata Salah Al Hajj Hassan dari FAO .
Mohammad Al Assadi salah satu staf lokal dari badan PBB untuk Anak-Anak UNICEF (The United Nations Children’s Fund is a United Nations), menyebutkan, hancurnya jaringan listrik untuk bisnis dan tidak adanya bahan bakar, membuat mereka tidak memiliki cara untuk mendapatkan uang.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Nasib tragis lainnya adalah mengungsinya lebih dari 2,4 juta warga. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada akses yang mudah untuk kebersihan dasar atau kesehatan. Belum lagi sekitar 320.000 anak balita mulai mengalami gizi buruk,” ujarnya.
Sementara di pinggiran kota Shana’a dan di kota-kota di luar Taez, tenda-tenda kumuh dari ribuan keluarga tampak akibat mereka melarikan diri dari konflik di kota.
Catatan menyebutkan, dalam masa damai tanpa konflik saja, negeri miskin Yaman mengimpor 90 persen makanan pokoknya dari luar. (T/P4/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza