Srinagar, MINA – Ketua Konferensi Nasional Farooq Abdullah mengatakan, insiden penembakan fatal terhadap tujuh pengunjuk rasa sipil di Pulwama, Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India, pada Sabtu lalu, meninggalkan “luka mendalam di hati rakyat dan memicu semangat untuk azadi (kebebasan).”
“Kami tidak bisa membawa pulang almarhum. Situasi ini meninggalkan bekas luka yang dalam di hati rakyat dan menciptakan semangat untuk kebebasan,” kata Farooq kepada wartawan di Srinagar, Kashmir, Rabu (19/12), demikian Greater Kashmir melaporkan yang dikutip MINA.
Dia mengatakan, pasukan India seharusnya tidak menggunakan amunisi hidup pada pengunjuk rasa, tetapi meriam air dan gas air mata.
Akhir pekan lalu, warga sipil yang berdemo membela pejuang kemerdekaan Kashmir di desa Sirnoo, distrik Pulwama, mendapat tembakan dari tentara yang berusaha membubarkan protes.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Dalam pertempuran di dekat lokasi demonstrasi, tiga militan dan seorang tentara juga tewas.
Farooq berharap polisi Jammu dan Kashmir tidak “bertindak seperti ini” lagi di masa depan.
Insiden Pulwama adalah salah satu yang paling berdarah di Kashmir tahun ini. Setidaknya 57 orang tewas oleh pasukan India di wilayah itu tahun ini karena seringnya warga mendatangi lokasi baku tembak militan dan pasukan keamanan.
Kedatangan warga berusaha membantu militan yang terperangkap untuk melarikan diri. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)