Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatah kepada Pompeo: Palestina Bukanlah Republik Pisang

Rudi Hendrik - Ahad, 4 Oktober 2020 - 04:37 WIB

Ahad, 4 Oktober 2020 - 04:37 WIB

6 Views

Munir Al Jaghoub, Kepala Media kantor Komisi Organisasi dan Mobilisasi Fatah Palestina. (Foto: PIC)

Ramallah, MINA – Gerakan Fatah Palestina mengarahkan kritik tajamnya kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo atas seruannya baru-baru ini untuk menggantikan kepemimpinan Palestina.

“Tuan Pompeo, kapan Anda akan menyadari bahwa rakyat kami selalu memilih kepemimpinan mereka dan bahwa Palestina, meskipun itu adalah negara di bawah pendudukan, bukanlah republik pisang?” kata Munir Jaghoub, Kepala Media kantor Komisi Organisasi dan Mobilisasi Fatah, menanggapi Pompeo melalui sebuah unggahan di Facebook.

“Anda harus menyadari bahwa martabat, harga diri dan kepercayaan diri di masa depan adalah komoditas asli Palestina, seperti minyak zaitun, (tanaman) timi dan gaun Kanaan yang disulam dengan cinta pada tanah,” tegas pemimpin Fatah itu, demikian MEMO melaporkan.

Istilah republik pisang diciptakan oleh penulis Amerika Serikat O. Henry (William Sydney Porter, 1862–1910). Republik pisang adalah istilah ilmu politik untuk menyebut negara yang politiknya tidak stabil dan ekonominya sangat bergantung pada ekspor sumber daya terbatas, misalnya pisang.

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Jaghoub mengulangi penolakan Palestina terhadap semua rencana yang ditujukan untuk melikuidasi perjuangan Palestina.

“Kami tidak akan berbicara dengan siapa pun atas dasar apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini, dan satu-satunya dialog yang akan kami terima harus didasarkan pada legitimasi internasional dan bertujuan mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dalam perbatasan tanggal 4 Juni 1967,” katanya.

Ia menasihati Pompeo “untuk tidak mengkompromikan hak Palestina.”

“Banyak menteri luar negeri dan presiden datang dan pergi sebelum Anda, tetapi Palestina dan rakyatnya tetap mempertahankan ketabahan di tanah air mereka,” tambahnya. (T/RI-1/R1)

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya

Rekomendasi untuk Anda