Ramallah, MINA – Gerakan Pembebasan Nasional Palestina Fatah menegaskan, pembantaian Sabra dan Shatila tahun 1982 adalah kejahatan perang, dan Israel harus bertanggung jawab sebagai kekuatan pendudukan yang mengendalikan dua kamp tersebut waktu itu.
Fatah mengatakan dalam sebuah pernyataan, tentara pendudukan memikul tanggungjawab langsung karena mengepung dua kamp dalam melakukan pembantaian yang menewaskan ribuan pengungsi Palestina, dari kalangan anak-anak, wanita dan orang tua. Quds Press melaporkan, Kamis (16/9).
Komisi Informasi dan Kebudayaan Gerakan Fatah menyatakan, ingatan kejahatan itu terukir dalam memori rakyat Palestina.
“Rakyat Palestina bertekad untuk meminta pertanggungjawaban Israel sebagai negara teroris yang telah melakukan semua kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat kami,” bunyi pernyataan.
Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas
Pembantaian Sabra Shatila berlangsung selama tiga hari, mulai 16-19 September 1982 dan menewaskan sekitar 4.000-4.500 orang, kebanyakan orang Palestina dan Lebanon, di samping warga dari 12 negara lainnya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang