Fatah Sambut Pengumuman AS untuk Pulihkan Hubungan dengan Palestina

Ramallah, MINA – Anggota Komite Sentral Hussein Al-Sheikh pada Jumat (29/1) menyambut baik pengumuman pemerintahan baru AS tentang pemulihan hubungan dengan .

Al-Sheikh, yang menjabat sebagai Menteri Urusan Sipil Palestina, menyambut baik isi pernyataan Duta Besar AS yang baru untuk PBB, Richard Mills, di hadapan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tentang garis besar pendekatan AS terhadap Palestina, Wafa melaporkannya.

“Kami menghargai pidato perwakilan AS di Dewan Keamanan, yang mencakup visi solusi dua negara, mengutuk dan menolak langkah-langkah sepihak seperti pemukiman, aneksasi, pembongkaran rumah, pembukaan biro organisasi di Washington, dan kembalinya dukungan keuangan,” ujar Al-Sheikh melalui akun Twitternya.

“Kami menganggap ini sebagai langkah positif yang dapat dibangun, dan memulihkan hubungan menjadi normal,” tambahnya.

Dalam pidatonya di hadapan Dewan Keamanan PBB, Mills menyatakan, di bawah pemerintahan baru, kebijakan Amerika Serikat akan mendukung solusi dua negara yang disepakati bersama, di mana hidup dalam perdamaian dan keamanan bersama negara Palestina yang bermartabat.

Mills mengatakan Pemerintahan Biden bermaksud untuk mendesak pemerintah Israel agar menghindari langkah sepihak yang membuat solusi dua negara lebih sulit, seperti aneksasi wilayah, aktivitas permukiman, dan pembongkaran.

“Kami berharap akan mungkin untuk mulai bekerja perlahan-lahan membangun kepercayaan di kedua sisi guna menciptakan lingkungan di mana kami sekali lagi dapat membantu memajukan solusi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, untuk memajukan tujuan ini, Administrasi Biden akan memulihkan keterlibatan AS yang kredibel dengan Palestina serta Israel. Ini akan melibatkan pembaruan hubungan AS dengan kepemimpinan Palestina dan rakyat Palestina, hubungan yang telah berhenti berkembang selama empat tahun terakhir.

Biden telah memperjelas niatnya untuk memulihkan program bantuan AS yang mendukung pembangunan ekonomi dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina dan untuk mengambil langkah-langkah membuka kembali misi diplomatik yang ditutup oleh pemerintahan AS terakhir. (T/R7/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)