Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatayat NU: Keputusan Trump Bentuk Provokasi

habibi - Sabtu, 16 Desember 2017 - 20:09 WIB

Sabtu, 16 Desember 2017 - 20:09 WIB

148 Views ㅤ

Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Anggia Ermarini. Foto: Royhanul Iman/MINA

Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Anggia Ermarini. (Foto: Royhanul Iman/MINA)

 

Jakarta, MINA – Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Anggia Ermarini mengatakan, keputusan secara sepihak Presiden Amerika Serikar (AS) Donald Trump yang menganggap Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah bentuk provokasi.

Dalam arti, Trump telah menodai kesepakatan-kesepakatan internasional yang sudah disepakati oleh banyak negara tidak hanya Indonesia. Hal itu membuat seluruh dunia marah atas keputusan sepihak Trump tersebut.

“Ini tak hanya masalah (antara) Islam, atau yahudi, tapi ini masalah kemanusiaan,” kata Anggia saat ditemui Mi’raj News Agency (MINA) usai acara Maulid Kebangsaan yang digelar Fatayat NU di Kantor PBNU Jakarta, Sabtu (16/12).

Baca Juga: UU Pengelolaan Zakat Kembali Diuji di MK

Ia menambahkan, Fatayat NU sendiri mendukung tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina.

Hal itu bisa dilihat dari Indonesia yang menjadi salah satu pionir dalam berbagai kesempatan soal memperjuangkan kemerdekaan Palestina, misalnya dalam KTT OKI.

Kendati begitu, menurutnya perlu ada langkah yang lebih nyata lagi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, melihat di masa lalu, Palestina menjadi yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

“Pemerintah sudah melakukan banyak hal, terlebih saat KTT OKI Indonesia juga pionir untuk kemerdekaan Palestina. Ke depan tidak hanya ngomong tapi tindakan jelas,” katanya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Terima Kunjungan Wakil PM Malaysia

Upaya Fatayat NU sendiri dalam memperjuangkan Indonesia sudah dilakukan, misalnya dengan adanya forum dakwah yang dibuatnya kemudian melakukan dialog dengan tokoh lintas agama. (L/R08/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pulau Rubiah Sabang, Jejak Karantina Haji Masa Kolonial Belanda

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Kolom
Dunia Islam
Kolom