Ramallah, Palestina, MINA – Fatimah Atalla (38), adalah seorang ibu rumah tangga yang juga sebagai pencari nafkah tunggal bagi kedua anaknya.
Setelah suaminya ditangkap oleh tentara Zionis Israel, ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kedua anaknya.
Anadolu Agency melaporkan, dikutip MINA, Sabtu (20/7), Fatimah bekerja di sebuah perusahaan kecil di utara kota Nablus di Tepi Barat, tapi ia juga menjalankan bisnis kecilnya sebagai tukang bordir untuk menambah penghasilan memenuhi kebutuhan keluarga.
“Saat suami saya ditangkap, putra saya masih berusia tiga tahun, dan putri kami hampir satu tahun,” kenang Fatimah dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency.
Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad
Menurut angka resmi, Otoritas Palestina mengalokasikan sekitar $400 dolar atau sekitar 5. 568.000 rupiah untuk setiap keluarga yang keluarganya ditahan di penjara-penjara Israel.
Meski ia menerima alokasi bulanan dari Otoritas Palestina di Ramallah, jumlahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarganya.
“Kami kehilangan banyak hal dan menderita banyak masalah keuangan karena ketidakhadiran suami saya,” kata Fatimah.
“Saya selalu merasa bahwa anak-anak saya sangat rendah diri dan sedih karena ayah mereka tidak bersama mereka seperti anak-anak lain,” tambahnya. (T/hbb/B01/P1).
Baca Juga: Para Perempuan Pejuang Palestina yang Inspiratif
Mi’raj News Agency (MINA)