Fenomana Gelombang Panas, Ini Pendapat Aktivis Lingkungan Dr. Sharifah Mazlina

Dr. Sharifah Mazlina bt Syed Abdul Kadir saat berada di salah satu puncak lokasi gunung berapi di Antartika sebagai bukti Antartika semakin mencair dan menaikkan permukaan air laut dunia. (Photo: Dok. Pribadi)

Gelombang panas (Heat wave) melanda beberapa negara termasuk di Asia Tenggara. BMKG menyatakan suhu di Thailand bahkan mencapai suhu maksimum hingga 52°C. Di Indonesia, kondisi cuaca berupa suhu panas berlebih juga terjadi di beberapa wilayah akhir-akhir ini.

Gelombang panas ini menurut BMKG adalah kondisi udara (suhu) panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C (9°F) atau lebih.

MINA mewawancarai Aktivis Pemanasan Global Internasional asal Malaysia, Dr. Sharifah Mazlina bt Syed Abdul Kadir, Selasa, (7/5). Dr. Sharifah berpendapat, penyebab utama fenomena gelombang panas ini adalah ulah tangan manusia yang tidak bisa menjaga alam yang telah diciptakan Allah dengan sangat sempurna.

“10 sampai 30 tahun yang lalu dunia kita amat sejuk dingin tidak terasa panas sebab ozon kita masih sempurna tapi karena tangan-tangan jahat manusia merusak bumi membocorkan ozon diantara penyebabnya adalah pembakaran hutan juga terlalu banyak sampah yang mengakibatkan sampah itu mengeluarkan gas metan yang naik ke angkasa kemudian mengikis lapisan ozon tersebut,” ujar aktivis yang pernah beberapa kali mengembara ke antartika, artik, dan greenland ini.

Penyebab lain menurut Dr. Sharifah adalah karena terlalu banyak penerbangan pesawat udara dan efek rumah kaca. “Ini juga salah satu penyebab yang merusak lapisan ozon sebab bahan bakar akan mengeluarkan karbon monoksida yang mengikis lapisan ozon. Belum lagi efek rumah kaca yang memantulkan cahaya ke atas sehingga membocorkan ozon dampak juga dari peperangan yang terjadi di dunia serangan bom pada perang Rusia Ukraina kemudian di Palestina oleh Israel dan lain-lain juga mengakibatkan lapisan ozon itu terus-menerus bocor.

Baca Juga:  Banjir Kembali Melanda Afghanistan, 50 Orang Tewas

Pada tahun 2000 saja, lanjut Dr. Sharifah, saat mengambil gelar master di Kanada dia bertemu dengan salah satu pakar di universitasnya yang mengajaknya melihat satu teleskop yang menunjukkan kebocoran ozon yang terlihat seperti titik kecil dari bumi itu ternyata seluas Kanada, 9.970.610 km persegi.

Tahun lalu, Desember 2023 saat Dr. Sharifah pergi ke Antartika kebocoran ozon di Antartika itu sendiri sebesar 24 juta km persegi. Inilah kemudian yang menjadi penyebab panas yang berlebihan di bumi sehingga pancaran matahari terus masuk ke bumi tanpa ada penghalang.

Belum lagi, kata Dr. Sharifah pengaruh La Nina dan El Nino. La Nina yang membawa angin sejuk mengakibatkan hujan, banjir, kilat, puting beliung dan sebagainya. sementara El Nino membawa hawa panas yang sangat panas menyebabkan kebakaran, kepanasan, kegersangan, tanah kering dan sebagainya. “Jadi dua fenomena ini memang sedang berlangsung saat ini maka kita mengetahui sering terjadi kebakaran hutan di Amerika, di Kanada, di Hawwai tahun lalu itu disebabkan oleh El Nino dan tambahan UV yang masuk begitu banyak tadi yang membuat heat wave ini semakin buruk,” kata Chairman NGO, AWETA (All Women Empowerment to Accelerate) ini.

Baca Juga:  Demo Hentikan Genosida Israel di Gaza Digelar di Seluruh Eropa

Sementara di Antartika juga Greenland puncak-puncak gunung mulai mencair. Fakta terbaru kata Dr. Sharifah mengungkapkan pada tahun 2030 Sampai 2035 nanti 30% es di Antartika akan mencair yang mengakibatkan cairan es tersebut kemudian masuk ke laut yang mengakibatkan air laut menjadi tinggi.

“Sebab itu sekarang banyak banjir, sebab itu di Jakarta dikabarkan akan tenggelam dan lain sebagainya. Di Indonesia juga banyak yang membuat penggalian tanah dengan mengebor dan membuat telaga yang mengakibatkan pengeringan air di dalam bumi juga sehingga tanah itu mengering dan tanah menurun, air laut naik menjadi tinggi, itulah yang kemudian menyebabkan banjir besar,” kata Content Creator dengan akun media sosial tiktok @kiamatiklimbersama dan dapat dihubungi melalu email: [email protected] ini.

Sebenarnya lanjut Dr. Sharifah, Allah telah menjadikan Antartika itu sebagai AC bagi bumi yang menyejukkan magma di dalam bumi juga di kerak bumi. “Nah kalau AC yang di kedua ujung bumi ini Greenland dan Antartika kemudian tidak sejuk seperti dulu maka magma di bumi akan semakin aktif itulah yang kemudian membuat gunung-gunung berapi itu kemudian aktif dan mempunyai potensi untuk meletus dan ke depan jika kita tidak menjaga alam ini maka akan semakin banyak terjadi hal seperti ini,” kata CEO syarikat M.E.PS Concept Holdings Sdn Bhd ini.

Baca Juga:  Indonesia Jamin Keamanan WWF ke-10 dari Ancaman Radioaktif dan Nuklir

Cuaca panas ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien yang datang ke klinik dan rumah sakit, bahkan menyebabkan kematian, terutama bagi kelompok berisiko.

Kelompok beresiko ini diantaranya, orang dewasa di atas usia 40 tahun berisiko 10 kali lebih besar daripada orang muda, anak usia 5 tahun ke bawah, pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik seperti petani, buruh, olahragawan dan lain-lain, penderita diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit tiroid, juga orang dengan masalah pernapasan dan jantung.

Adapun efek terlalu banyak terpapar dengan cuaca panas pada kesehatan akan mengakibatkan pingsan karena panas, kram tubuh karena cuaca panas, kelelahan, katarak mata akibata paparan sinar matahari terlalu lama, kanker kulit Melonema Maligna dan Karsinoma, penuaan dini kulit.

Ada beberapa langkah yang disarankan Dr. Sharifah untuk menghadapi cuaca panas yaitu: perbanyak minum air putih dan isotonik, menggunakan sunblock pada kulit, jangan berdiam diri di kendaraan terlalu lama, rehat di tempat yang sejuk, mandi atau berendam di air dingin, kenakan pakain yang ringan, longgar dan berwarna terang.

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Widi Kusnadi