Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka’bah, Waktunya Cek Arah Kiblat

Widi Kusnadi Editor : Sri Astuti - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

8 Views

Jakarta, MINA  – Umat Islam diimbau untuk memanfaatkan fenomena alam yang akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 15-16 Juli 2025, berupa peristiwa istimewa ketika matahari melintas tepat di atas Ka’bah. Peristiwa ini dikenal dalam ilmu falak sebagai Istiwa A‘zam atau Rashdul Qiblah, yakni saat posisi matahari berada tepat di zenit Ka’bah.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Dr. Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa momen ini merupakan kesempatan berharga bagi umat Islam untuk memastikan kembali arah kiblat masing-masing secara mandiri, tanpa memerlukan alat bantu yang canggih.

“Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, dan pada 15-16 Juli nanti, tepat pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, setiap bayangan benda yang berdiri tegak akan menunjuk arah yang berlawanan dengan kiblat,” ujar Arsad dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Arsad menambahkan, untuk melakukan pengecekan arah kiblat, umat cukup menyiapkan alat sederhana seperti tongkat atau bandul yang dapat berdiri tegak lurus di atas permukaan datar. “Pastikan waktu pengamatan mengikuti jam resmi dari BMKG, RRI, atau Telkom, agar hasil pengukuran lebih akurat,” imbuhnya.

Baca Juga: 46 Jamaah Haji Indonesia Masih Dirawat di RS Arab Saudi

Fenomena Istiwa A‘zam tidak hanya sekadar peristiwa astronomis, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi penentuan arah kiblat yang telah dikenal sejak dahulu oleh para ahli falak di dunia Islam. Dalam sejarahnya, ulama-ulama terdahulu juga memanfaatkan posisi matahari dan benda langit lainnya untuk memastikan arah kiblat dengan presisi, sebelum berkembangnya teknologi kompas dan aplikasi digital seperti saat ini.

Sebelumnya, peristiwa serupa telah terjadi pada 27-28 Mei 2025. Bagi masyarakat yang belum sempat mengecek arah kiblat pada kesempatan sebelumnya, Kemenag menyarankan agar jangan melewatkan momen langka ini.

Arsad juga menegaskan bahwa konfirmasi arah kiblat penting bagi keabsahan shalat, terlebih bagi masyarakat yang baru saja pindah rumah, membangun masjid, atau menemukan keraguan terhadap arah kiblat sebelumnya.

Dalam khazanah ilmu falak, peristiwa ini memang telah menjadi metode tradisional umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, untuk meluruskan arah kiblat. Ulama falak di Tanah Air pun turut mengingatkan bahwa di era digital sekalipun, verifikasi arah kiblat tetap perlu dikalibrasi secara periodik, baik dengan metode tradisional maupun aplikasi teknologi.

Baca Juga: Layanan Kesehatan Haji 2025 Tuntas, Jumlah Jamaah Wafat Turun

Sebagai tambahan, bagi wilayah di Indonesia bagian barat, waktu Rashdul Qiblah jatuh pada pukul 16.27 WIB, sedangkan di Indonesia tengah pada pukul 17.27 WITA. Sementara itu, untuk Indonesia bagian timur, meski matahari sudah tenggelam, arah kiblat tetap bisa dipastikan melalui bayangan pada waktu yang sama, atau dengan metode lain seperti kompas dan aplikasi berbasis GPS.

Masyarakat juga diimbau untuk mencatat bahwa setelah bulan Juli ini, fenomena serupa baru akan terjadi kembali pada tahun depan. Kemenag melalui situs resminya dan aplikasi Jadwal Shalat Kemenag juga menyediakan informasi waktu dan metode pengecekan arah kiblat yang mudah diakses publik.

Peristiwa alam ini menjadi pengingat betapa syariat Islam senantiasa sejalan dengan ilmu pengetahuan. Penentuan arah kiblat yang tepat bukan hanya terkait syarat sahnya ibadah shalat, tetapi juga menunjukkan integrasi antara iman dan ilmu yang terus dirawat sepanjang zaman. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Indonesia Gabung KTT Bogota, Bahas Sanksi Nyata untuk Israel

 

Rekomendasi untuk Anda