Perbincangan tentang pemain naturalisasi pada cabang olahraga sepak bola khususnya di Indonesia akhir-akhir ini viral. Pasalnya, 10 dari 12 pemain utama Timnas Indonesia adalah hasil dari naturalisasi.
Pemain naturalisasi adalah pemain yang lahir di satu negara, tetapi kemudian mendapatkan kewarganegaraan dari negara lain untuk memperkuat tim nasional negara tersebut. Dalam konteks Indonesia, pemain naturalisasi adalah mereka yang memiliki hubungan darah dengan Indonesia, baik dari jalur bapak, ibu atau kakek-neneknya.
Pemain naturalisasi telah memberikan dampak signifikan pada dunia sepak bola, baik dari segi prestasi tim nasional maupun dinamika budayanya. Suara pro dan kontra tentu saja menyertai kebijakan tersebut.
Sebenarnya bukan hanya Indonesia saja yang menggunakan pemain naturalisasi. Negara lainnya juga banyak yang menggunakan jasa pemain naturalisasi. Terbaru, pemain timnas Australia yang baru saja bertanding melawan Indonesia pada Selasa 10 September 2024 lalu juga banyak menggunakan pemain naturalisasi. Bahkan, 9 dari 12 pemainnya tidak ada memiliki hubungan darah dan keturunan dengan orang Australia.
Baca Juga: Hadapi Jepang dan Arab Saudi, Timnas Indonesia Panggil 27 Pemain
Negara yang menjadi juara piala dunia seperti Jerman, Prancis dan lainnya juga memakai pemain naturalisasi. Sebutlah nama Zinedine Zidane, pemain legendaris Prancis yang berdarah Al-Jazair, atau Miroslav Klose, dan Lucas Podolski, pemain Jerman berdarah Polandia, dan lainnya.
Lalu apa saja untung dan ruginya bagi Indonesia yang menggunakan pemain naturalisasi?
Pertama, peningkatan kualitas Tim Nasional. Banyak negara menggunakan pemain naturalisasi untuk meningkatkan kualitas tim nasional mereka. Pemain yang memiliki pengalaman bermain di liga-liga top dunia dapat membawa keterampilan dan pengetahuan yang berharga ke tim nasional baru mereka.
Kedua, diversifikasi strategi dan taktik. Kehadiran pemain dari berbagai latar belakang dapat memperkaya strategi dan taktik permainan tim. Misalnya, pemain dengan gaya bermain Eropa dapat membawa pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan pemain lokal.
Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos Putaran Final Piala Asia U-17 2025
Ketiga, inspirasi bagi pemain lokal. Pemain naturalisasi sering kali menjadi inspirasi bagi pemain lokal. Mereka menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, pemain dari negara mana pun dapat mencapai level tertinggi dalam sepak bola.
Adapun hal-hal yang dianggap sebagai bentuk kerugian dari kebijakan tersebut antara lain:
Pertama, mengandalkan pemain naturalisasi menjadi solusi jangka pendek yang tidak berkelanjutan. Ini bisa mengalihkan fokus dari pembinaan pemain lokal yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam jangka panjang.
Kedua, penggunaan pemain naturalisasi memicu perdebatan tentang identitas nasional tim. Beberapa pihak merasa bahwa tim nasional seharusnya terdiri dari pemain yang lahir dan besar di negara tersebut, bukan di negara lain yang asing dengan kebudayaan dan identitas budaya nasional.
Baca Juga: Timnas Sepakbola Saudi Tunjuk Pelatih Baru Herve Renard
Ketiga, berkurangnya peluang bagi pemain lokal untuk berkembang dan mendapatkan tempat di tim nasional. Ini bisa menghambat perkembangan bakat-bakat lokal yang seharusnya mendapatkan kesempatan lebih besar.
Keempat, adanya isu tentang pemain naturalisasi yang memiliki paspor ganda, yang bertentangan dengan aturan kewarganegaraan tunggal di Indonesia. Hal ini bisa menimbulkan masalah hukum dan administrasi.
Meskipun ada pro dan kontra dalam kebijakan naturalisasi ini, penulis berharap para pemangku kebijakan dapat mempertimbangkan prinsip keadilan sosial yang menjadi landasan utama negara kita. Semua program pemerintah dalam berbagai aspeknya hendaknya bermuara pada prinsip keadilan sosial sehingga meminimalisir kecemburuan di kalangan para pemain dan umumnya warga negara Indonesia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Menang Telak 10-0 Atas Kepulauan Mariana Utara