Oleh Deni Rahman, Dosen STAI Al-Fatah, Cileungsi, Bogor
SEBELUM era digital seperti saat ini, manusia mencari informasi melalui membaca baik buku, kitab, koran, atau bahkan mendengarkan radio dan menyaksikan televisi. Dengan kemajuan teknologi, akses mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dan cepat melalui internet, termasuk juga melahirkan fenomena scrolling (menggulir).
Scrolling adalah gerakan menggeser gambar, video, atau teks di layar tampilan baik secara vertikal maupun horizontal. Scrolling dapat dilakukan dengan atau tanpa campur tangan pengguna. Fitur ini disediakan oleh sebagian besar aplikasi dan perangkat pintar yang menampilkan konten yang terlalu besar untuk dimuat sepenuhnya di layar. Scrolling dianggap sebagai salah satu metode dasar navigasi.
Kebiasaan scrolling menjadi semakin umum di kalangan masyarakat, kita dengan mudah dapat mengakses berbagai informasi hanya dengan menggerakkan jari kita di layar ponsel atau komputer. Salah satu penyebab utama fenomena scrolling adalah adanya keinginan untuk tetap up-to-date dengan perkembangan terkini.
Baca Juga: Menghadapi Cobaan Hidup: Nasihat dari Al-Qur’an dan Sunnah
Dengan begitu banyak informasi yang tersebar di internet, kita seringkali merasa perlu untuk terus menggulir layar agar tidak ketinggalan informasi terbaru. Selain itu, ketika kita merasa bosan atau stres, scrolling juga dapat menjadi pelarian yang mudah dan menghibur.
Namun, kebiasaan ini ternyata memiliki dampak negatif, seperti menyebabkan gangguan pada kesehatan mental, seperti kecanduan media sosial. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk scrolling juga dapat menyebabkan gangguan tidur dan kurangnya interaksi sosial di dunia nyata.
Oleh karena itu, kita harus menyadari dampak negatif yang bisa timbul akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Banyak dari kita sering kali tanpa disadari menghabiskan waktu yang berlebihan untuk scrolling dan mengakses konten yang mungkin tidak memberikan manfaat positif bagi diri kita.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur waktu penggunaan media sosial agar tidak berlebihan. Selain itu, kita juga dapat memilih untuk mengikuti akun-akun yang memberikan konten positif dan edukatif, sehingga kita dapat terus memperoleh informasi yang bermanfaat.
Baca Juga: Tips Perjalanan dan Liburan, Panduan Sesuai Ajaran Islam
Tidak hanya itu, meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik atau hobi di luar ruangan juga dapat membantu mengurangi kebiasaan scrolling. Dengan berolahraga atau melakukan hobi yang disukai, kita bisa mengalihkan perhatian dari layar ponsel atau komputer dan menyegarkan pikiran. Sehingga, kita tidak hanya menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental kita.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita dapat menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline, sehingga kita dapat tetap produktif dan sehat secara keseluruhan. Jadi, mari kita bersama-sama mengambil kontrol atas penggunaan media sosial kita dan menjadikannya sebagai alat yang memberikan manfaat bagi diri kita.
Fenomena scrolling ini bisa disebabkan beberapa faktor antara lain, pertama, kemudahan akses informasi melalui perangkat mobile dan internet telah membuat kita terbiasa untuk mencari dan mengonsumsi informasi dengan cepat. Dengan hanya menggulir layar, kita dapat menemukan berbagai konten dalam hitungan detik.
Kedua, algoritma media sosial yang dirancang untuk menarik perhatian pengguna juga berkontribusi pada kebiasaan ini. Konten yang relevan dan menarik terus muncul, membuat kita sulit untuk berhenti menggulir. Ketiga, faktor psikologis juga berperan penting.
Baca Juga: Menjaga Akhlak dan Kebiasaan Belajar Santri Saat Liburan
Ketika kita scrolling, otak kita melepaskan dopamin, neurotransmitter yang memberikan rasa senang. Ini menciptakan siklus ketergantungan, di mana kita terus mencari lebih banyak konten untuk mendapatkan “hit” dopamin tersebut. Hal ini mirip dengan perilaku kecanduan yang dapat mengganggu keseimbangan mental kita.
Di satu sisi, scrolling dapat memberikan akses cepat ke informasi dan atau hiburan. Namun, di sisi lain, kebiasaan ini juga dapat menimbulkan sejumlah masalah, baik fisik maupun mental. Secara fisik, terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan penglihatan, sakit leher, dan masalah postur tubuh. Dari segi mental, scrolling berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan perasaan tidak puas.
Paparan konten negatif atau perbandingan sosial yang terus-menerus dapat merusak kesehatan mental kita. Selain itu, scrolling yang berlebihan juga dapat mengganggu produktivitas, mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk aktivitas yang lebih bermanfaat.
Untuk mencegah dan menangani dampak negatif dari scrolling, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, kesadaran diri adalah kunci. Menyadari seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk scrolling dapat membantu kita mengatur penggunaan waktu dengan lebih baik. Menggunakan aplikasi pemantau waktu dapat membantu kita melihat pola penggunaan perangkat kita.
Baca Juga: Empat Keutamaan Hari Senin, Salah Satu Hari Spesial yang Dipilih Allah untuk Umat Islam
Kedua, menetapkan batasan waktu untuk scrolling juga sangat penting. Misalnya, kita bisa menentukan waktu tertentu di siang hari untuk mengecek media sosial atau berita, dan menghindari penggunaan perangkat sebelum tidur. Ini akan membantu kita menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata.
Ketiga, kita juga perlu mencari alternatif yang lebih sehat. Menghabiskan waktu dengan aktivitas fisik, membaca buku, atau berinteraksi langsung dengan orang lain dapat menjadi pilihan yang lebih baik daripada terus-menerus menggulir layar.
Scrolling kesenangan sementara
Islam menegaskan bahwa dunia ini hanyalah tempat sementara bagi manusia untuk beribadah dan berusaha mendapatkan ridha-Nya. Rasulullah SAW juga telah banyak mengingatkan umatnya agar tidak tergila-gila dengan harta dan kenikmatan duniawi, karena hal tersebut hanya sementara dan tidak akan membawa kebahagiaan sejati.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-32] Larangan Berbuat Madarat
Dengan merujuk pada ajaran Al-Qur’an dan Hadits, kita sebagai umat Muslim diingatkan untuk selalu menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kita harus selalu mengingat bahwa tujuan hidup sejati adalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan berarti kita tidak boleh menikmati kesenangan dunia. Allah SWT menciptakan segala sesuatu di dunia ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, asalkan tidak melupakan tujuan akhir kita yaitu kehidupan di akhirat. Sebagai manusia, kita harus bijak dalam mengelola harta dan kenikmatan duniawi agar tidak terjebak dalam godaan dunia yang sesaat.
Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan pentingnya menjaga waktu dan tidak menyia-nyiakannya. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda yang artinya, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih bijak dalam menggunakan waktu kita, termasuk waktu yang dihabiskan untuk scrolling.
Scrolling sudah menjadi fenomena yang mungkin tidak dapat dihindari di era digital ini. Dengan menyadari penyebab serta dampak yang mungkin timbul akibatnya, maka kita akan lebih mampu mengelola kebiasaan tersebut dengan lebih baik.
Baca Juga: Dakwah Sunan Kudus dan Hubungannya dengan Kota Al-Quds di Palestina
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kebiasaan tersebut, kita dapat menemukan cara untuk mencegahnya dan mengubah pola pikir serta perilaku kita. Kita harus dapat mengontrol kebiasaan scrolling agar tidak mengganggu kehidupan sehari-hari kita. []
Mi’raj News Agency (MINA)