Festival India Dimulai dengan Pameran Kaligrafi Islam

Komisaris Tinggi Australia untuk , Nicola Rosenblum, mengamati sebuah kaligrafi yang dipamerkan pada Festival India di Brunei. (Borneo Bulletin)

Brunei, MINA – Festival India di Brunei Darussalam pada peringatan hari ulang tahun setengah abad (Golden Jubilee) Sultan Hassanal Bolkiah dimulai dengan ‘Pameran Kaligrafi Islam’ di Museum Teknologi Melayu, Jumat (10/11).

Pameran diselenggarakan oleh Komisi Tinggi India di Brunei Darussalam dan Kementerian Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (MCYS) Brunei,  menandai dimulainya serangkaian acara untuk menyoroti pentingnya Golden Jubilee dalam sejarah Brunei.

Acara itu juga sebagai bentuk pengakuan untuk kontribusi pribadi Sultan dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara, Borneo Bulletin melaporkan.

Pehin Datu Lailaraja Mayor Jenderal (Rtd) Dato Paduka Seri Haji Awang Halbi bin Haji Mohd Yussof, Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olah Raga sebagai tamu kehormatan dan Nagma M Mallick, Komisaris Tinggi India untuk Brunei Darussalam meresmikan upacara pembukaan pameran yang akan berlangsung hingga 25 November 2017.

Pameran ini memamerkan 36 foto kaligrafi langka dari koleksi perpustakaan Rampur Raza yang luar biasa di India.

Nagma M Mallick dalam sambutannya menyoroti, “Pameran ini merupakan isyarat persahabatan dan solidaritas dari Pemerintah India kepada pemerintah dan rakyat Brunei Darussalam, dan hubungan antarabudaya kita.”

“Potongan-potongan kaligrafi ini berasal dari Perpustakaan Rampur Raza, yang menyimpanan lebih dari 3.000 kaligrafi langka, lukisan miniature, dan manuskrip. Item yang ditampilkan tersebut adalah foto diperbesar dari potongan kaligrafi asli yang agak lebih kecil. Item yang asli tertulis di atas kertas, kadang pada sutra dan cukup rapuh,” kata dia.

Ia menambahkan, “Kaligrafi Islami atau Arab adalah tulisan artistik yang bergaya tinggi yang biasanya berdasarkan pada dari kata-kata bahasa Arab atau ayat-ayat dari Al-Quran atau nama-nama Allah Yang Maha Kuasa.

“Ini mungkin seni Islam yang paling dihormati yang menghubungkan bahasa, agama, dan kerja keras artistik.”

India memiliki tradisi kuno hiasan artistik dan ukiran di batu, dan indra estetika yang sangat berkembang yang ditunjukkan dalam musik, tarian, tekstil, dan seni lainnya pada periode kuno.

Dengan datangnya tradisi Islam di benua India, kedua tradisi tersebut memulai proses integrasi secara perlahan yang menghasilkan, pada abad ke-17 dan ke-18, seni mistik, musical, dan budaya yang berkembang pada era Kekaisaran Mughal yang mempraktikkan Islam Sunni.

Hadir dalam acara peluncuran tersebut adalah Dato Paduka Haji Mohd Juanda bin Haji Abdul Rashid, Sekretaris Tetap MCYS, Profesor Syed Hassan Abbas, Direktur Rampur Raza Library serta para diplomat dan tamu undangan.

Festival India akan dirayakan dengan beragam acara hingga Maret 2018. (T/R11/P1)

Miraj News Agency (MINA)

 

http://borneobulletin.com.bn/festival-of-india-launched-with-islamic-calligraphy-exhibition/