Jakarta, MINA – Pemuda dan pemudi di Gaza, Palestina sangat jarang berbicara atau berinteraksi jika tidak ada kepentingan. Batasan antara laki-laki dan perempuan tidak hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga menjadi bagian dari budaya masyarakat di negera itu.
“Di Gaza, sangat jarang ada komunikasi antara pemuda dan pemudi. Bahkan, seorang pemuda tidak akan memperkenalkan saudara perempuannya kepada teman laki-lakinya,” kata Fikri Rofiul Haq, relawan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza saat membagikan kisahnya selama ia menetap di Gaza pada “Talkshow Merajut Cinta Menuju Surga”di Masjid At-Taqwa, Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (22/12).
Fikri juga menyebutkan hasil wawancaranya dengan beberapa dokter di Gaza menunjukan tidak ada kasus penyakit menular seksual yang ditemukan di sana.
Pemuda pemudi Gaza sangat menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan seperti tuntutan syariat. Selain itu, di Gaza juga berlaku pemisahan sistem pendidikan berdasarkan gender.
Baca Juga: Dr Aulia Rahman: Pergaulan Bebas Bisa Sebabkan LGBT dan IMS
“Pasangan suami istri di Gaza memiliki visi dan misi yang sama, yaitu memperjuangkan tanah air dan Masjidil Aqsa. Sehingga antara mereka dapat menjalankan perannya masing-masing.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Seruan Persatuan untuk Pembebasan Al-Aqsa Sesuai UUD 1945