Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film tentang Tragedi Muslim Rohingya Raih Penghargaan di Festival Film Internasional

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Sutradara Jepang Akio Fujimoto memenangkan Penghargaan Juri Khusus Orizzonti di Festival Film Internasional Venesia ke-82 pada Sabtu, 6 September 2025 di Italia. (Gambar: Akio Fujimoto / X)

Venesia, MINA – Film berjudul “Lost Land”, yang mengisahkan pengalaman minoritas Muslim Rohingya yang tertindas di Myanmar, memenangkan Penghargaan Juri Khusus Orizzonti di Festival Film Internasional Venesia ke-82 pada Sabtu (6/9) di Italia.

Dilansir dari Arakan News Agency (ANA) pada Senin (8/9), film ini disutradarai oleh Akio Fujimoto, dan dijadwalkan tayang di bioskop-bioskop Jepang pada musim semi tahun depan.

Dalam upacara penghargaan, Fujimoto yang berkebangsaan Jepang menyerukan dukungan bagi Rohingya yang muncul dalam karyanya, dan berharap bakat para pemain yang berasal dari warga asli Rohingya akan mendapatkan pengakuan global.

Penghargaan utama festival, Golden Lion, diraih oleh film “Father, Mother, Sister, Brother” karya sutradara Amerika Jim Jarmusch. Sementara film “The Voice of Hind Rajab” karya sutradara Tunisia Kaouther Ben Hania memenangkan Silver Lion (Penghargaan Juri Utama), yang diangkat dari kisah nyata seorang gadis yang terbunuh di Gaza, Palestina.

Baca Juga: Drone Houthi Hantam Bandara Ramon Israel, Wilayah Udara Ditutup Sementara

Film Rohingya “Lost Land” sebelumnya telah ditayangkan di Festival Film Venesia, dan merupakan film berbahasa Rohingya pertama yang menggambarkan tragedi minoritas Rohingya yang tertindas dengan pemeran lengkap para aktor Rohingya.

Film ini diikutsertakan dalam salah satu kompetisi festival dan mengisahkan perjalanan seorang anak laki-laki berusia empat tahun dan kakak perempuannya yang berusia sembilan tahun, yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh dalam perjalanan berbahaya ke Malaysia untuk bergabung dengan keluarganya. Namun, mereka tersesat di Thailand setelah sebuah kecelakaan tragis menimpa perahu yang penuh sesak yang mereka tumpangi.

Lebih dari satu juta warga Rohingya telah melarikan diri dari Negara Bagian Arakan di Myanmar barat ke negara tetangga Bangladesh akibat genosida oleh militer Myanmar pada 2017, dan kekerasan oleh milisi Buddha Arakan (Tentara Arakan) pada 2023 yang bertujuan menguasai negara bagian tersebut.

Warga Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungisan di wilayah Cox’s Bazar, Bangladesh, yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa diklasifikasikan sebagai kamp pengungsi terbesar di dunia, di tengah kondisi sulit yang mendorong banyak dari mereka melakukan perjalanan laut yang berbahaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negara lain. []

Baca Juga: Irak Aktifkan Lagi Rute Ekspor Suriah

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda