Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Seorang mukmin, tiada hari kecuali dengan menghadapi ujian dari Allah Ta’ala. Tujuannya jelas; agar iman seorang mukmin itu benar-benar berkualitas. Ujian yang Allah Ta’ala berikan kepada setiap muslim (mukmin) adalah salah satu tanda cinta-Nya kepada hamba-Nya.
Meski ujian itu datang silih berganti, tapi tidak sedikit dari kalangan umat Islam ini yang menanggapi ujian sebagai sebuah beban dari Allah kepadanya. Padahal, Allah tidak akan pernah membebani seseorang jika seorang hamba itu tidak mampu memikulnya. Di situlah letak ke-Maha-adilan Allah kepada setiap makhluk-Nya.
Jangankan kita sebagai manusia biasa yang penuh salah dan dosa, para Nabi dan Rasul-Nya pun yang sudah dijamin masuk surga, masih terus diuji hingga kematian datang menjemputnya. Jika orang-orang yang menjadi pembawa risalah-Nya saja diuji, apatah lagi dengan kita yang manusia biasa, di mana kita belum ada jaminan masuk Surga-Nya?
Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah
Secara umum, ujian dari Allah itu ada yang sifatnya untuk seorang diri, tapi di lain waktu, ujian juga bisa disediakan untuk seluruh umat Islam. Misalnya kelak menjelang hari kiamat tiba, maka Allah akan menguji kaum muslimin dengan kehadiran Dajjal. Dajjal adalah ujian besar kaum muslimin di akhir zaman yang membawa fitnah besar bagi semua manusia.
Di akhir ini banyak sekali fitnah yang mengitari kaum muslimin. Di antara sekian banyak fitnah, setidaknya ada tiga fitnah yang bisa menjadi bahan renungan bagi kaum muslimin. Sebab mau tidak mau fitnah akhir zaman ini pasti akan mengenai kaum muslimin. Fitnah-fitnah itu adalah sebagai berikut.
Pertama, fitnah peperanga. Peperangan yang terjadi antara kaum muslimin sendiri adalah fitnah besar yang terjadi di akhir zama ini. Pada zaman para Khulafaur Rasyidin sendiri sebenarnya fitnah berupa perang saudara sesama muslim ini pun sudah pernah terjadi. Peristiwa memilukan itu dimulai dari pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Lihatlah dunia di timur tengah, betapa banyak negara yang mengatakan penduduknya beragama Islam tapi menyerang negara lain yang juga penduduknya beragama Islam. Lihatlah bagaimana perang yang terjadi antara Arab Saudi dan Yaman, keduanya adalah negara dengan pusat pembelajaran Islam. Tapi mengapa Arab Saudi bisa menyerang Yaman? Terlepas dari semua misi yang ingin diraih oleh Arab Saudi.
Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan
Kedua, fitnah harta dan kesenangan dunia. Fitnah yang demikian ini menimpa kaum muslimin sejak berkuasanya Dinasti Umayyah dan puncaknya terjadi ketika industri minyak ditemukan.
Hari ini, kedua fitnah itu sangat terasa di tengah kehidupan kaum muslimin. Harta dan kesenangan hidup bisa membuat orang lupa daratan. Akibatnya, ia menjadi sangat serakah. Orang yang serakah, sudah tentu dia tidak akan merasa puas kecuali jika kematiannya telah datang.
Tentang ketidakpuasan manusia terhadap harta ini (serakah), maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mengingatkan dalam sabdanya, ”Seandainya anak cucu Adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati). Dan Allah akan mengampuni orang yang bertaubat.” (HR Ahmad).
Ketiga, fitnah aliran sesat dan pemikiran menyimpang. Fitnah yang satu ini banyak kita temukan di sekitar lingkungan tempat tinggal bukan? Berhati-hatilah sebab disekitar kita hari ini pemikiran liberalisme, pluralisme, sekulerisme bahkan komunisme berkembang begitu pesat. Tidak sedikit pemikiran negatif di atas sudah banyak merasuki cara berfikir para pemuda da pemudi Islam saat mereka duduk di bangku kuliah.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Dampak aliran sesat ini tentu saja sangat terasa bagi umata Islam yang berusaha menjalankan syariat Islam sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Semoga tiga fitnah besar di akhir zaman ini bisa kita hindari. Lebih dari itu, semoga Allah selalu melindungi kita dan keluarga dari semua fitnah akhir zaman ini. Wallahu A’lam. (A/RS3/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan