Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fokus Pada Solusi, Bukan Berlama-Lama dalam Masalah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 29 detik yang lalu

29 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

DALAM hidup, masalah adalah sesuatu yang tak bisa kita hindari. Seperti bayangan yang selalu mengikuti, ia muncul dalam berbagai bentuk—entah itu kegagalan bisnis, konflik rumah tangga, mimpi yang tak kunjung jadi nyata, hingga luka batin yang sulit disembuhkan. Tapi pertanyaannya: Apakah kita akan terus berdansa dengan masalah itu? Atau kita memilih berdiri tegak, menatap cahaya solusi yang sudah lama menanti di ujung lorong?

Bayangkan seseorang tenggelam dalam lumpur. Semakin ia panik, semakin dalam ia terbenam. Itulah yang terjadi saat kita terlalu lama memeluk masalah. Kita membicarakannya terus-menerus, mengulang-ngulang kejadiannya, merasa menjadi korban, menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan takdir. Hasilnya? Kita kelelahan secara mental, stagnan dalam tindakan, dan perlahan kehilangan arah hidup.

Padahal, setiap masalah sebenarnya membawa bibit solusi di dalamnya. Tapi solusi itu hanya muncul ketika kita berhenti mengeluh dan mulai berpikir jernih. Kita harus mencuci mata hati, menyeka debu emosi, dan melihat dari kacamata tindakan, bukan kacamata keluhan.

Berhenti Menyalahkan, Mulai Bertindak

Baca Juga: Visi Itu Perlu Visualisasi

Kita hidup di zaman yang penuh kemungkinan. Informasi berlimpah, kesempatan terbuka lebar, dan teknologi memberikan kemudahan luar biasa. Tapi sayangnya, banyak orang lebih memilih meratap daripada bertindak. Mereka mengatakan, “Bisnis saya hancur karena keadaan ekonomi”, atau “Saya gagal karena orang tua saya miskin”, atau “Saya belum sukses karena tidak diberi kesempatan”.

Mari hentikan narasi menyedihkan itu. Karena selama Anda masih hidup dan bernapas, maka Anda masih punya kendali. Orang-orang hebat tidak menunggu dunia berubah. Mereka yang berubah, lalu dunia menyusul. Anda bukan korban. Anda adalah pejuang yang hanya butuh satu hal: keputusan untuk berubah fokus dari masalah ke solusi.

Ketahuilah, waktu tidak pernah menunggu. Ia tidak akan memberikan penghargaan pada orang yang pandai mengeluh. Ia hanya memberi ruang pada mereka yang bertindak. Masalah sebesar apa pun, jika didekati dengan tekad dan keberanian, akan luluh seperti es di tengah terik matahari.

Apa yang bisa Anda lakukan hari ini untuk mendekat pada solusi? Mungkin hanya hal kecil: menelepon seorang teman untuk minta saran, menulis ide bisnis baru, membaca buku inspirasi, atau sekadar membuat to-do list. Tapi satu langkah kecil itu bisa membuka gerbang besar yang selama ini tertutup.

Baca Juga: Bangkit dan Beraksi: Kunci Mewujudkan Impian Besar

Fokus Adalah Mata Panah yang Tajam

Fokus adalah senjata paling kuat. Ketika Anda memilih untuk fokus pada masalah, Anda memberi makan rasa takut, cemas, dan ragu. Tapi saat Anda memilih fokus pada solusi, Anda sedang memperkuat harapan, keberanian, dan kreativitas Anda.

Albert Einstein pernah berkata, “Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang sama saat kita menciptakannya.” Maka ubahlah fokusmu, dan ubahlah hidupmu.

Contohnya? Saat pandemi melanda, banyak orang kehilangan pekerjaan. Tapi di saat yang sama, banyak pula yang membuka usaha online, menjadi konten kreator, bahkan belajar skill baru dan menggandakan penghasilan mereka. Apa yang membedakan keduanya? FOKUS.

Baca Juga: Santun Bukan Lemah, Tapi Kekuatan Sejati

Untuk kalian yang masih muda, ingatlah: masa muda bukan masa untuk mengeluh, tapi masa untuk membangun. Jangan habiskan waktu untuk membandingkan dirimu dengan pencapaian orang lain. Bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu kemarin. Sudahkah ada kemajuan? Sudahkah kau membuat keputusan yang lebih bijak?

Jangan terlalu lama merenung dalam penyesalan. Tak peduli seberapa kacau masa lalu, yang paling penting adalah bagaimana kamu menanganinya hari ini. Fokus pada langkah, bukan lubang. Fokus pada peluang, bukan hambatan.

Untuk para pebisnis dan calon pengusaha: jangan takut rugi, jangan trauma gagal. Rugi itu sekolah. Gagal itu guru. Jangan biarkan satu kegagalan mengubur seluruh impianmu. Gunakan setiap kegagalan sebagai bahan bakar untuk bangkit lebih tinggi. Analisa kesalahan, perbaiki strategi, dan lanjutkan perjalanan.

Perusahaan raksasa seperti Apple, Amazon, atau Tesla tidak lahir tanpa luka dan perjuangan. Para pendirinya pernah jatuh berkali-kali, bahkan ditertawakan. Tapi satu hal yang mereka lakukan berbeda: mereka fokus mencari cara, bukan sibuk mengutuk nasib.

Baca Juga: Filosofi Kopi, Penuh Hikmah dalam Secangkir Kehidupan

Untuk Anda yang merasa sudah dewasa, tak perlu lagi membuktikan kepada dunia bahwa Anda hebat. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menjadi versi terbaik dari diri Anda sendiri. Jika ada masalah, hadapilah. Jika ada luka, sembuhkanlah. Jika ada tantangan, jangan hindari—temui dan taklukkan.

Hidup ini tidak butuh drama tambahan. Ia hanya butuh keberanian untuk bergerak. Fokus pada solusi bukan berarti kita menolak realitas. Tapi kita menolak berdiam dalam penderitaan. Kita memilih bangkit, dan bergerak.

Ubah Energi Negatif Menjadi Bensin Kemajuan

Ketika Anda marah, kecewa, atau sedih, gunakan emosi itu sebagai bahan bakar. Alihkan amarah menjadi semangat belajar. Ubah kecewa menjadi tekad baru. Salurkan kesedihan menjadi energi untuk mencipta hal luar biasa. Dunia ini tidak akan mengingat keluhan Anda. Tapi dunia akan takjub jika Anda mampu menciptakan solusi atas masalah yang membelenggu.

Baca Juga: THK 2025: Dompet Dhuafa dan Kantor Berita MINA Salurkan Kurban Hingga Pelosok Negeri

Ingat, yang membedakan orang sukses dan orang biasa bukan jumlah masalahnya, tetapi cara mereka memandang dan menyikapi masalah.

Berapa banyak orang yang gagal hanya karena tidak pernah memulai? Mereka menunggu momen sempurna, menunggu punya modal cukup, menunggu semuanya pasti. Padahal, dalam hidup ini, tidak ada yang benar-benar pasti. Yang ada hanyalah keyakinan, keberanian, dan tindakan nyata.

Coba saja. Mulai dari yang kecil. Lakukan dengan sumber daya yang ada. Percayalah, Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba yang berusaha.

Apakah Anda ingin terus berkubang dalam masalah, atau Anda ingin menjadi pencipta solusi? Itu pilihan Anda. Tapi ingat, dunia selalu berpihak pada orang yang bergerak. Langit akan membuka jalan bagi mereka yang berjalan, bukan mereka yang hanya duduk mengeluh.

Baca Juga: Impian Besar Butuh Doa dan Tindakan Nyata

Mari kita akhiri ritual keluhan. Mari kita akhiri pesta luka. Gantikan dengan semangat juang, kreativitas, dan keberanian. Fokuskan pikiran Anda pada satu hal: Apa solusi yang bisa saya lakukan sekarang juga?[]

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Rencana Tanpa Aksi adalah Mimpi

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
Kolom
Kolom