Forum IIYLS 2019 Hasilkan Resolusi Pemuda OKI

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Rangkaian acara skala internasional, Indonesia Islamic Young Leaders Summit (IIYLS) 2019, Islamic Finance Expo dan Model OIC Diplomatic Simulation Meeting sukses digelar di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, pada 22-26 November 2019.

Perhelatan internasional yang diselenggarakan oleh generasi muda Islam Indonesia yang tergabung dalam Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia atau Pemuda Organisasi Kerjasama Islam () Indonesia itu telah menghasilkan dari empat sektor yang dibahas.

Kepala Penasehat , Tantan Taufiq Lubis, menjelaskan IIYLS 2019 telah menuntaskan drafting dari empat sektor yaitu Council of Foreign Minister (hubungan internasional), Council of Ministry of Youth and Sport (pemuda dan olahraga), Council Economic Social Minister (ekonomi sosial), dan Council Healthy Minister (kesehatan).

“IIYLS ini adalah kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh negara-negara anggota OKI. Tahun 2019 ini Indonesia menjadi tuan rumah. Alhamdulillah, forum ini menghasilkan berbagai resolusi yang dapat merepresentasikan kegundahan dan kegelisahan ummat serta ingin melahirkan solusi-solusi daripada kegelisahan dan kegundahan tersebut,” kata Tantan saat acara penutupan IIYLS 2019 di Bandar Djakarta, Ancol, Jakarta Utara pada Senin malam (25/11).

Dia juga menjelaskan pada isu hubungan internasional, delegasi membahas bagaimana pemuda menjadi satu kekuatan ummat untuk melakukan advokasi pada isu-isu yang selama ini menjadikan ummat Islam sebagai korban atas konspirasi global.

“Seperti kondisi di Palestina, Uighur, Kashmir, Rohingya, dan isu-isu ummat Islam lainnya di belahan dunia yang memang menjadi konsen kita pada saat ini,” ujar Tantan yang juga sebagai Chairman Indonesian National Youth Council.

Selain itu, delegasi juga membahas mengenai proses Islah (perdamaian), bagaimana pemuda Islam mendorong proses perdamaian antar kekuatan ummat Islam di seluruh dunia.

“Bagaimana Iran dengan Saudi Arabia bisa bergandengan tangan. Turki dengan Saudi Arabia yang sudah mulai clash bisa bergandeng tangan. Saudi Arabia degan Qatar yang sampai saat ini masih terlibat ketegangan, kita juga mendorong untuk terjadinya islah,” jelas Tantan.

Pada sektor olahraga, delegasi mendorong generasi muda Muslim terlibat dalam program-program olahraga seperti penciptaan atlet-atlet berlevel internasional.

Selanjutnya Forum IIYLS 2019 juga menghasilkan resolusi di sektor kesehatan dengan mendorong para pemuda Islam untuk terlibat dalam pemberantasan penyakit-penyakit menular yang ada di kalangan anak muda seperti HIV AIDS, Tuberculosis, dan sejenisnya.

Pada sektor ekonomi, delegasi membahas tentang pentingnya ekonomi ummat dibangun oleh pemuda. “Pemuda (Islam) jangan hanya sebagai aktivis tapi juga harus mempunyai basis ekonomi dengan memulai kegiatan-kegiatan kewirausahaan enterpreneurship,” imbuh Tantan.

Dia mengatakan, OKI dan Pemuda OKI di dunia sudah melakukan gerakan sosialisasi startup di berbagai sektor ekonomi. “Ini menjadi sebuah gerakan massif tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia yang kita harapkan mampu menggerakkan ekonomi ummat secara global,” tambah Tantan.

Presiden Pemuda OKI, Syafii Efendi mengatakan Forum IIYLS 2019 sukses menghadirkan delegasi pemuda Islam dari 56 negara yang tergabung dalam OKI.

“Alhamdulillah, dari perhelatan ini, kita juga telah menunjukan kepada Dunia bahwa kita telah mampu menjadi tuan rumah dengan baik,” ujar Syafii.

Dia juga mengatakan, dalam acara IIYLS yang pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia itu juga menampilkan produk-produk usaha dari pengusaha muda muslim, industri halal dan pariwisata halal di Indonesia

Sekitar 1.000 pemuda Islam peserta perwakilan beberapa negara hadir dalam IIYLS 2019, seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Afganistan, Maroko, Pakistan, Turki, Qatar, Brunei, Somalia, Bangladesh, Maroko, Uni Emirat Arab, Aljazair, Sudan, Iran, dan Irak.

Perhelatan IIYLS 2019 ini juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-50 OKI.

OKI adalah organisasi antar pemerintah terbesar kedua setelah PBB dengan keanggotaan 57 negara. Organisasi ini menghimpun suara kolektif dunia Muslim, dan berusaha untuk melindungi kepentingan dunia Muslim dalam semangat mempromosikan perdamaian dan harmoni dunia internasional.

OKI didirikan dengan keputusan KTT bersejarah yang berlangsung di Rabat, Kerajaan Maroko pada Rajab ke-13, 1389 Hijrah (25 September 1969) setelah pembakaran Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.(L/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.