Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FORUM MUKTAMIRIN SETUJUI ICMI KEMBALI GUNAKAN SISTEM KETUM

Fauziah Al Hakim - Sabtu, 12 Desember 2015 - 14:31 WIB

Sabtu, 12 Desember 2015 - 14:31 WIB

353 Views ㅤ

12336130_1745580112339873_1311964904_nMataram, 30 Safar 1437/12 Desember 2015 (MINA) –  Pertemuan sesi kedua pada pra-Muktamar VI Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jumat malam (11/12) menyimpulkan, forum Muktamirin pra-Muktamar VI setuju jika ICMI akan kembali menggunakan sistem Ketua Umum dalam kepengurusannya yang akan segera dilaksanakan pada Muktamar kali ini.

Sidang pra-Muktamar yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal ICMI Muhammad Taufik, menyimpulkan perlunya ICMI kembali pada sistem Ketua Umum adalah agar ICMI kembali bergerak dinamis menyikapi perkembangan zaman.

Dari jumlah Orwil yang hadir malam tersebut, secara bulat mendukung perubahan dari sistem Presidium menjadi sistem Ketua Umum. “Semoga dengan kembalinya ICMI pada khittahnya, yaitu sistem Ketua Umum, akan menjadikan ICMI punya identitas jelas,” ujar Ketua Orwil Aceh.

Sementara itu, Ketua Orwil Bogor, Hery Suhardiyanto menyatakan agar kehadiran ICMI bagi bangsa ini perlu direvitalisasi. “Mungkin ICMI perlu fokus pada bidang-bidang mana yang akan dikerjakan secara intensif, agar bisa bermanfaat di masyarakat,” ujar Hery.

Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres

Adapun model kepemimpinan, Hery mengatakan mendukung model Ketua Umum. “Saya melihat aspirasi muktamirin mengarah ke sana, maka Orwilsus Bogor juga setuju pendapat tersebut,” tegas Hery.

Dari Orwil Jawa Timur, Ismail Nachu, mengatakan kader ICMI ingin agar ICMI memainkan peran-peran kecendekiawanan. “Karena itu, Orwil Jatim setuju jika model kepemimpinan ICMI kembali ke model Ketua Umum,” ujarnya.

Dukungan serupa juga datang dari Orwil Sumatera Selatan, untuk menjadikan model Ketua Umum sebagai corak ICMI kembali.

Orwil Jawa Tengah bahkan secara tegas mengatakan diawal laporannya, untuk mendukung ICMI kembali pada model sebelumnya. “Kami berharap, Ketua Umum ICMI ke depan punya bargaining untuk bicara dengan pemerintah Indonesia,” katanya.

Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia

Orwil Jawa Barat dengan anggota yang dibawa malam itu sekitar 80 orang, melalui wakilnya Aef Saefulloh mengatakan Oril Jawa Barat cenderung memilih sistem Ketua Umum. “Kita melihat sistem presidium sekarang ini, kurang greget kerjanya karena waktu kepemimpinannya yang cuma sebentar,” tegas Aep.

Namun khusus Orwil DKI Jakarta, belum memberikan pandangan soal sikapnya terhadap perubahan sistem atau model yang baru tersebut.

Mukatamar VI dan milad ke-25 ICMI diselenggarakan di Hotel Lombokk Raya dan Universitas Mataram, NTB.

Muktamar diadakan selama tiga hari dan dilaksanakan di dua tempat yaitu di Hotel Lombok Raya dan Auditorium Universitas Mataram (UNRAM).

Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad

Muktamar merupakan forum tertinggi organisasi tingkat nasional yang dilaksanakan lima tahun sekali yang menjadi penentu kebijakan organisasi ICMI.

Peserta Muktamar VI 2015 ini terdiri dari pengurus pusat (Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Majelis Pengurus Pusat), Badan Otonom Tingkat Nasional, Pengurus Organisasi Wilayah (Orwil) dalam dan luar negeri, Pengurus Organisasi Daerah (Orda) se-Indonesia, Pengurus Organisasi Satuan (Orsat) se-Indonesia dan para undangan khusus.

Berdirinya ICMI

Pada tanggal 6-9 Desember 1990 di Malang, Jawa Timur, diadakan simposium cendekiawan yang dihadiri 500 peserta dengan tema “Membangun masyarakat Indonesia abad 21”. Simposium ini menghasilkan sebuah organisasi baru yaitu Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini

Pertemuan ini dibuka oleh Presiden Soeharto dan ditutup oleh Wakil Presiden Sudharmono. Para peserta pertemuan ini terdiri dari intelektual –intelektual muslim terkemuka di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pertemuan ini bukanlah hal yang main-main.

Saat pertama kali didirikan, ICMI diketuai oleh Prof. Dr. B. J. Habibie, yang juga Menteri Negara Riset dan Teknologi. Hal ini sesuai dengan maksud didirikannya ICMI yaitu meningkatkan kemampuan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

ICMI diharapkan menjadi salah satu institusi yang memperkuat interaksi Islam sebagai kekuatan politik dengan birokrasi dan pembuat keputusan. Dari proses interaksi ini, diharapkan keluar kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berguna bagi pembangunan kesejahteraan umat dan peningkatan kualitas manusia serta pengembangan bidang spiritual.

(L/P008/P006/-P2)

Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia