FPI Minta Polisi Usut Otak dan Pelaku Penganiayaan Santri

dan korban penganiayaan Sapta Dwi Putra (MINA)

Jakarta, 20 Rajab 1438/18 April 2017 (MINA) – Ketua Lajnah Tanfidziyah Front Pembela Islam () wilayah Jakarta, Buya Abdul Majid mendesak kepolisian segera mengusut tuntas dan menangkap otak serta pelaku penganiayaan terhadap tiga santrinya yang terjadi di jalan Kramat Lontar pada Selasa (18/4) dini hari.

“Kami mengutuk keras aksi penganiayaan brutal terhadap santri kami oleh oknum preman yang memakai baju Banser.  Aparat kepolisian harus bertindak tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi,” kata Buya Abdul Majid dalam konferensi pers di kediamannya, Jakarta, Selasa (18/4).

Kejadian tersebut berkaitan dengan upaya para santri FPI dalam upaya menggagalkan aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan tim sukses paslon cawagub DKI Ahok-Djarot.

Menurut keterangan salah satu santri yang menjadi korban penganiayaan, Sapta Dwi Putra (16) dirinya dipukuli oleh sekelompok preman berpakaian baju Banser saat ia dan dua teman lainnya berada di warung kopi di jalan Kramat Lontar. Sebagian preman lainnya di duga adalah orang Ambon. Sementara dua korban lainnya, Teguh dan Ihsan selain dianiaya juga dirampas dompetnya. Saat ini mereka sedang menjalani BAP di Polres Metro Senen, Jakarta Pusat.

Para korban menderita luka-luka di bagian kepala dan punggung akibat pukulan oknum preman tersebut.

Menurut Buya Majid, pada Senin sore, dirinya telah melapor kepada intel Polres Senen terkait adanya kegiatan di rumah Ibu Rita di jalan Kramat Lontar yang diduga akan ada pembagian sembako. Hal itu dibuktikan dengan datangnya dua mobil pembawa tenda dan beberapa paket sembako.

Setelah dipantau warga, ternyata pada malam harinya (Ahad, 18/4) dini hari, benar ada beberapa orang yang keluar rumah dengan membawa jinjingan plastik berisi paket sembako.

“Beberapa warga sempat memergoki orang yang bawa sembako dan mereka bukan warga Kramat Lontar, melainkan warga Cakung. Ini kan hari tenang. Tidak boleh ada kegiatan kampanye, apalagi pembagian sembako,” kata Buya.

“Kami memiliki bukti rekaman video dan saksi mata terkait hal itu dan sudah dilaporkan ke pihak terkait,” tambahnya.

Berikut adalah lima pernyataan FPI terkait kejadian tersebut.

  1. Mengutuk aksi penganiayaan yang dilakukan oknum preman dengan mengatasnamakan Banser terhadap santri.
  2. Mendesak pihak kepolisian agar segera mengusut dan menangkap otak dan pelaku penganiayaan serta penyandang dana pembagian sembako jelang .
  3. Mendesak Jakarta untuk mendiskualifikasi pasangan Basuki Tjayaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat karena telah melakukan praktek money politik dengan membagikan sembako saat hari tenang.
  4. Menyerukan kepada segenap warga Jakarta untuk menjada keamanan dan kedamaian khususnya menjelang berlangsungnya pilkada.
  5. Menyeru kepada segenap laskar FPI dan Jawara Jakarta untuk menjaga dan melindungi para ulama dari segala macam ancaman. (L/P2/RS3/B05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.