Beirut, 24 Jumadil Awwal 1437/3 Maret 2016 (MINA) – Pimpinan Gerakan Marada, Anggota Parlemen Suleiman Tony Frangieh pada Kamis (3/3) menyesalkan pelabelan Hizbullah sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Arab.
“Hizbullah sebagai gerakan perlawanan membuat Lebanon dan Arab bangga,” kata Frangieh dalam ciutannya di Twitter.
Menurutnya sangat disayangkan jika Hizbullah menjadi target orang-orang Arab yang hanya membuat tenang musuh mereka, yaitu Israel, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sebelumnya Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada Rabu memasukkan Hizbullah ke dalam daftar hitam “organisasi teroris”, sehari setelah Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah menuduh Arab Saudi menekan Lebanon untuk membungkam partainya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
GCC menuding kelompok yang pernah berperang dengan Israel pada 2006 itu melakukan tindakan “teroris dan hasutan” di Suriah, Yaman dan Irak, serta mengancam keamanan Arab.
Ketegangan meningkat di Lebanon pekan lalu ketika Arab Saudi mengumumkan penghentian bantuan untuk tentara dan pasukan keamanan Lebanon senilai $ 4 miliar.
Keputusan itu diikuti oleh travel warning yang dikeluarkan oleh Arab Saudi dan lima negara Teluk lainnya (Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, dan Oman) terhadap Lebanon.
Keputusan daftar hitam juga dikenakan terhadap beberapa individu dan perusahaan Lebanon atas dugaan memiliki hubungan dengan Hizbullah.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Arab Saudi telah mengaitkan langkah negara Teluk dengan penolakan Lebanon untuk bergabung bersama Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk serangan terhadap misi diplomatik dan kedutaan Arab Saudi di Iran.
Hizbullah dituding melakukan “tindakan teroris terhadap negara-negara Arab dan Muslim”. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan