Freedom Flotilla Akan Berlayar Lagi ke Jalur Gaza Mei 2020

Dok foto: Twitter @GazaFFlotilla

Rotterdam, MINA – Koalisi Bantuan Kemanusiaan Internasional telah mengumumkan mereka akan berlayar lagi ke Jalur pada musim panas, Mei 2020.

Agenda tahun depan untuk kembali mencoba mengakhiri blokade dan menuntut kelanjutan dari hukuman kolektif yang dikenakan pada lebih dari dua juta orang diGaza.

Keputusan itu diambil setelah pertemuan dua hari (1-2/12) di kota Rotterdam Belanda, yang dihadiri oleh perwakilan organisasi solidaritas untuk mendukung hak-hak Palestina, dari sepuluh negara Eropa termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada dan Selandia Baru, demikian MEMO melaporkan yang dikutip MINA, Senin (3/12).

“Kami bertemu pekan ini untuk merencanakan #FreedomFlotilla 2020: Untuk Anak-anak Gaza, juga menantang dan menyerukan diakhirinya blokade Israel yang tidak manusiawi serta untuk memulihkan hak anak demi kehidupan, keamanan dan kebebasan bergerak #GazaKids #EndGazaBlockade,” tulis akun resmi Freedom Flotilla @GazaFFlotilla melaluli akun Twitternya, Senin (2/12).

Armada kemanusiaan tersebut akan berlayar Mei tahun depan, memperingati sepuluh tahun setelah serangan berdarah Israel terhadap armada kebebasan pertama milik Turki, Mavi Marmara yang bertujuan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, mengakhiri blokade Israel dan pembatasan oleh Mesir di wilayah tersebut sejak 2010.

Kapal-kapal itu membawa 10 ribu ton barang, termasuk perlengkapan sekolah, bahan bangunan dan dua generator listrik besar. Para aktivis mengatakan mereka ingin menegaskan bahwa blokade itu ilegal berdasarkan hukum internasional. Tentara Israel membunuh sepuluh aktivis Turki di atas kapal bantuan Mavi Marmara waktu itu.

Koalisi Armada Kebebasan Internasional (FFC) adalah gerakan solidaritas antar-masyarakat tingkat bawah dengan anggota dari seluruh dunia bekerja sama untuk mengakhiri blokade Gaza.

“Anak-anak Gaza berhak mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak di setiap negara lain di dunia. Ada lebih dari satu juta anak di Gaza, dan mereka kehilangan hak untuk masa depan yang adil karena blokade ilegal dan serangan militer yang berlangsung di Gaza, dengan keterlibatan pemerintah kita,” kata Ann Wright, perwakilan relawan bantuan Kapal AS ke Gaza.

Koalisi FFC menyatakan keprihatinan serius mengenai situasi kemanusiaan, menyerukan kepada orang-orang yang memiliki hati nurani dari seluruh dunia untuk mendukung misi mendukung hak-hak anak-anak Gaza.

Zaher Birawi, Kepala Komite Internasional untuk Mengakhiri Blokade yang juga berpartisipasi dalam pertemuan Rotterdam, menekankan bahwa proyek koalisi tahun ini akan fokus pada dampak blokade terhadap anak-anak dan remaja di Gaza.

Blokade yang diberlakukan Israel di Jalur Gaza, yang telah diperkuat oleh pembatasan dari Mesir, telah membuat wilayah itu tidak dapat mengimpor bahan bangunan yang diperlukan atau barang-barang penting lainnya, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tingkat pengangguran di daerah tersebut. (T/Ais/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)