Amman, 19 Ramadhan 1435/17 Juli 2014 (MINA) – Gadis-gadis Suriah yang melarikan diri dari perang saudara di Suriah didorong ke pernikahan usia dini di Yordania, karena kemiskinan dan ketakutan terjadinya kekerasan seksual di Yordania.
Menurut laporan organisasi Save the Children, pernikahan anak dilaporkan tidak hanya terjadi di Yordania, tapi juga di Irak, Libanon, Mesir dan Turki, di mana keluarga menganggapnya adalah cara terbaik untuk melindungi anak perempuan mereka dari kekerasan seksual.
Save the Children adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja untuk melindungi hak-hak anak di seluruh dunia, Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Laporan yang berjudul “Too Young to Wed” (Terlalu Muda untuk Menikah) mengatakan bahwa keluarga pengungsi membuat pilihan itu karena mereka tidak memiliki kekuatan ekonomi yang memadai dan ingin melindungi anak perempuan mereka dari kekerasan.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Laporan itu juga mengungkapkan 48 persen dari anak perempuan pengungsi Suriah di Yordania dipaksa untuk menikah dengan laki-laki yang setidaknya 10 tahun lebih tua dari mereka, dan angka ini meningkat setiap hari.
Saba Al-Mobaslat, Direktur Save the Children di Yordania mengatakan, pernikahan anak menghancurkan gadis-gadis ini, dan mereka yang di bawah 18 tahun mungkin menghadapi kekerasan setelah menikah.
Perkiraan terbaru dari jumlah yang terbunuh dalam perang di Suriah sekitar 170.000. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia di London yang mengumpulkan informasi dari kontak di Suriah, mengungkapkan bahwa sejak pemilu presiden 4 Juni di Suriah, tercatat 743 warga sipil telah tewas. (T/P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina