Tel Aviv, MINA – Mantan Menteri Keamanan Israel dan anggota parlemen dari Likud Yoav Gallant telah mengundurkan diri, namun tetap mempertahankan keanggotaannya di partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam pengumuman yang disiarkan di televisi, Gallant menegaskan komitmennya terhadap prinsip dan nilai Likud tetapi mengkritik kebijakan pemerintah baru-baru ini. Dia menggambarkan perombakan peradilan sebagai “bahaya yang jelas dan langsung” dan menekankan perlunya perekrutan penuh dan adil untuk militer Israel, termasuk ultra-Ortodoks, dengan menyebutnya sebagai kebutuhan militer.” Almayadeen melaporkan.
Gallant mengaitkan pemecatannya sebagai Menteri Keamanan pada bulan November dengan pendiriannya tentang masalah pendaftaran, menegaskan bahwa Netanyahu dan penggantinya, Israel Katz, sedang memajukan upaya untuk membebaskan ultra-Ortodoks dari dinas militer, kebijakan yang tidak dapat dia dukung.
Pengumuman tersebut muncul di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Gallant dan Netanyahu, yang awalnya memecat Gallant pada bulan Maret 2023 tetapi membatalkan keputusan tersebut setelah protes publik.
Baca Juga: Israel Bunuh 1.091 Bayi Palestina di Gaza Sejak 7 Oktober 2023
Gallant merenungkan keputusannya, dengan menyatakan, “Seperti di medan perang, begitu pula dalam pelayanan publik, ada saat-saat ketika Anda harus berhenti menilai situasi dan memilih tindakan,” seraya menambahkan bahwa “perjalanannya belum selesai.”
Ia secara khusus absen dari parlemen selama pemungutan suara anggaran penting pada Selasa malam, yang dihadiri Netanyahu meskipun sedang dalam pemulihan pascaoperasi.
Gallant secara resmi menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Ketua Parlemen Amir Ohana setelah pengumuman publiknya.
Laporan media Israel menunjukkan bahwa kursi Gallant kemungkinan akan diisi oleh Abed Afif, seorang perwakilan Druze.
Baca Juga: Media Israel Perkirakan Hamas Kembali Bangkit Besar-Besaran
Pada bulan November, situs berita Israel, Walla, mengutip sumber-sumber dalam partai Likud, melaporkan bahwa Netanyahu memantau dengan saksama tindakan Gallant sebagai persiapan untuk menyatakannya sebagai pembelot dari partai dan melarangnya mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen berikutnya.
Menurut sumber-sumber tersebut, tujuan di balik langkah ini adalah untuk “mengumpulkan bukti” bahwa Gallant bertindak “secara independen,” yang membuka jalan untuk menyatakan pembelotannya dari koalisi.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Netanyahu bertujuan menekan Gallant agar mengundurkan diri dari Knesset guna mencegahnya memberikan suara menentangnya di masa mendatang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tuntut Kesepakatan Pertukaran Sandera, Demonstran Israel Blokir Jalan Utama Tel Aviv