Banda Aceh, MINA – Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati memberikan apresiasi pada pemerintahan Gampong Ara Kecamatan Kembang Tanjong Pidie. Upaya masyarakat gampong pesisir pantai yang didukung pemerintahan setempat telah sukses mengurangi angka stunting di desa tersebut.
Kepala desa Gampong Ara mengatakan, di tahun 2017 lalu tercatat 13 anak usia balita yang menderita stunting. Angka itu menurun drastis, dan sekarang tersisa empat anak yang masih menderita stunting. Ia berharap dengan dukungan semua pihak termasuk Tim Penggerak PKK Aceh, angka stunting di Gampong Ara bisa hilang di akhir tahun ini.
“Semoga dalam enam bulan mendatang insya Allah angkanya bisa nol,” kata Dyah saat melaunching Rumoh Gizi di Gampong Ara, Kamis (29/8).
Dyah berharap sukses Gampong Ara dalam membendung stunting bisa menjadi contoh bagi desa lain di provinsi Aceh.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kita harus jaga bersama dan harapan kita masyarakat semakin sadar untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.”
Dyah mengatakan, salah satu tantangan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Aceh adalah penyadaran akan pentingnya asupan gizi bagi keluarga. Minimnya kepedulian itu merupakan salah satu penyebab angka stunting tinggi. Karena itu, kata Dyah, perlu upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi keluarga.
Katanya pula, kampanye makanan sehat perlu ditingkatkan sehingga masyarakat peduli akan kandungan gizi pada setiap makanan yang dikonsumsi. Baiknya dalam setiap porsi makanan ada setengah kandungan sayur dan buah. Setengahnya lagi baru diisi dengan sumber protein seperti ikan, nasi atau karbohidrat.
Dyah menjelaskan, peluncuran Rumoh Gizi di Kabupaten Pidie dapat ikut meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap asupan gizi keluarga. Di mana, lewat Rumoh Gizi, akan terpenuhi layanan gizi untuk kelompok resiko dengan pemberian makanan tambahan serta pemberian suplemen khusus sarat protein. Peluncuran Rumoh Gizi di Gampong Ara bahkan dihadiri ratusan masyarakat hingga anak-anak sekolah.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Rumoh Gizi juga bisa bisa menjadi tempat edukasi terkait peningkatan kapasitas keluarga mengenai lola asuh dan pola pemberian makan bagi bayi dan anak,” kata Dyah.
Rumoh Gizi juga diharapkan menjadi sarana pendukung penguatan ketahanan pangan keluarga, pemberdayaan masyarakat agar mereka berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Harapan kita dengan hadirnya Rumoh Gizi ini bisa membuat masyarakat sadar akan pentingnya asupan makanan berprotein tinggi bagi keluarga. Fokus kita memang anak-anak tapi orang dewasa tetap tidak boleh kita abaikan,” kata Dyah.
Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM. Daud, mengimbau agar seluruh masyarakat mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan ibu mengandung hingga anak usia 1.000 hari paska-kelahiran.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Itu periode keemasan. Kalau kita perhatikan insya Allah anak akan jadi anak yang pintar dan cerdas. Ayo kita sama-sama memuliakan orang hamil,” kata Fadhlullah.
Kepala Desa Gampong Ara, Zakaria mengatakan ada beberapa kegiatan positif di gampong yang ia pimpin, sehingga angka stunting menurun drastis. Di antaranya, kata Zakaria adalah kegiatan pemberian konsumsi gizi balita yang digelar seminggu sekali. Kegiatan itu dilaksanakan gampong dengan memanfaatkan dana desa.
“Dengan dana desa tiap tahun kita tambah anggaran untuk asupan gizi balita,” kata Zakaria.
Zakaria menyebutkan kesuksesan pihaknya menanggulangi penderita stunting berkat kerjasama lintas sektor. “Puskesmas tiap bulan menemani kami. Bidan desanya bahkan jadi pelatih bagi kader-kader (posyandu) kami,” kata Zakaria.
Pemerintah memang terus memberikan pembinaan pada masyarakat Gampong Ara. Keuchik Zakaria melaporkan pemerintah pusat memberikan dana hingga Rp.350 juta untuk pembangunan jamban sehat. Dinas Perkim juga memberikan anggaran Rp.300 juta untuk jamban sehat. (L/AP/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa