Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan Penglihatan Hambat Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Risma Tri Utami - Jumat, 27 Oktober 2017 - 18:17 WIB

Jumat, 27 Oktober 2017 - 18:17 WIB

212 Views ㅤ

Dody Rochadi, Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia. (Foto: Risma MINA)

Dody Rochadi, Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia. (Foto: Risma MINA)

Jakarta, MINA – Kebutaan merupakan salah satu isu kunci, dimana gangguan penglihatan dapat mengurangi kualitas hidup seseorang dan keterbatasan tersebut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

hal tersebut dikatakan Dody Rochadi, Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia dalam acara seminar kesehatan ‘Deteksi dan Pencegahan Gangguan Penglihatan pada Bayi Prematur’ di Jakarta, Jum’at (27/10).

“Melalui program Seeing is Believing (SIB) yang berfokus pada kampanye penyadaran terhadap pencegahan kebutaan yang dapat dihindari atau disembuhkan, Standard Chartered turut membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya deteksi dini untuk mencegah gangguan penglihatan yang dapat terjadi pada bayi prematur, seperti low vision, kelainan refraksi, hingga kebutaan,” kata Dody.

Seminar kesehatan ini, tambah Dody, juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini untuk mencegah gangguan penglihatan, khususnya yang terjadi pada bayi prematur.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Selain komitmen terhadap peningkatan edukasi kepada masyarakat, Standard Chartered Bank juga mengalokasikan dana program SIB guna mendukung kerjasama Helen Keller International (HKI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk merintis sistem penanganan gangguan mata Retinopati Prematuritas (ROP) di berbagai rumah sakit umum daerah (RSUD).

“Saat ini perawatan untuk ROP baru tersedia di RSCM, sehingga program ini merupakan program pertama yang memperluas akses ke layanan ROP di tingkat RSUD di Jakarta. Dana tersebut juga akan digunakan untuk pelatihan staf rumah sakit di RSCM dan RSUD,” ujar Dody.

Sebagai informasi, pada Mei 2017 lalu, Bank bersama dengan HKI telah menyerahkan satu buah kamera retina mobile, alat yang dipergunakan untuk memeriksa retina bayi lahir prematur pada RSCM untuk mengidentifikasi bayi prematur dengan dugaan Retinopati Prematur (ROP) dan merujuk pada pengobatan yang dibutuhkan.

Program SIB dilaksanakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia sejak 2003. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya pelaksanaan operasi katarak, pemeriksaan mata dan pemberian kacamata, peningkatan kapasitas bagi para tenaga kesehatan, diabetic retinopathy, serta pembuatan fasilitas pendukung pemeriksaan mata di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Seminar kesehatan ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2017 yang diinisiasi oleh Standard Chartered Bank bersama Helen Keller International (HKI) dan salah satu konsorsiumnya [ORBIS], dengan didukung oleh Kasoem Vision Care. (L/R09/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia