Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gantz: Aneksasi Tunggu Krisis Corona Selesai

Rudi Hendrik - Selasa, 30 Juni 2020 - 08:52 WIB

Selasa, 30 Juni 2020 - 08:52 WIB

4 Views

Yerusalem, MINA – Menteri Pertahanan Israel sekaligus calon perdana menteri pengganti Netanyahu, Benny Gantz mengatakan pada Senin (29/6), setiap aneksasi wilayah Tepi Barat harus menunggu sampai krisis virus corona berhasil diatasi.

Pemerintah koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menetapkan 1 Juli sebagai tanggal ia dapat memulai tindakan berdasarkan proposal perdamaian Timur Tengah Presiden AS Donald Trump yang kontroversial, demikian dikutip dari Nahar Net.

Rencana Trump membuka jalan bagi Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki, termasuk permukiman Yahudi yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.

Namun, kondisi Israel yang masih menderita ratusan infeksi COVID-19 dalam sehari dan meningkatnya kasus di Tepi Barat juga, Gantz mengatakan dalam pertemuan televisi dengan anggota partai Biru dan Putih bahwa masalah wabah harus jadi prioritas.

Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan

“Apa pun yang tidak terkait dengan pertempuran melawan virus corona akan menunggu sampai setelah virus,” katanya. Kantornya kemudian mengklarifikasi bahwa ia merujuk secara khusus pada rencana aneksasi.

Netanyahu tidak segera berkomentar apakah pemerintah Israel telah memutuskan untuk menunda aneksasi sampai setelah krisis COVID-19 mereda.

Di bawah ketentuan kesepakatan koalisi dengan Gantz, Netanyahu dapat memulai tindakan aneksasi baik melalui kabinet atau melalui Knesset (parlemen).

Di kabinet, Gantz akan memiliki hak veto, tetapi RUU Knesset hanya membutuhkan suara mayoritas sederhana untuk lolos. Jadi, jika Netanyahu mendapat banyak suara, Gantz tidak bisa menghentikannya. (T/RI-1/P2)

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda