Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gantz: Netanyahu Halangi Kesepakatan Pertukaran Tahanan

Arina Islami - Sabtu, 15 Juni 2024 - 02:11 WIB

Sabtu, 15 Juni 2024 - 02:11 WIB

36 Views

Tel Aviv, MINA – Mantan menteri kabinet perang Israel, Benny Gantz menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan kelompok pejuang Palestina, Hamas di Jalur Gaza karena alasan politik.

Gantz, yang memimpin Partai Persatuan Nasional, pada Ahad lalu (9/6) mengundurkan diri dari pemerintahan darurat dengan alasan bahwa tindakan Netanyahu menghalangi “kemenangan sejati” dalam serangan gencar Israel terhadap Gaza.

Kantor berita Anadolu melaporkan, Gantz mengatakan dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Israel pada Kamis lalu bahwa Netanyahu memblokir kesepakatan pertukaran tahanan berdasarkan perhitungan politik pribadi dan bukan kepentingan Israel.

Netanyahu telah membuat beberapa keputusan baru-baru ini karena alasan pribadi dan politik,” kata Gantz tanpa menjelaskan lebih lanjut, lapor Anadolu, Kamis (13/6).

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Saya telah mencoba selama beberapa bulan untuk mempengaruhi keputusan dalam Kabinet Perang demi keuntungan Israel, namun tidak berhasil,” tambahnya.

The Jerusalem Post melaporkan, dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 Israel, Gantz mengatakan Netanyahu memblokir “proposal kesepakatan penyanderaannya sendiri.”

“Dia menyetujui rencana pemulangan sandera dan tidak melakukan apa pun untuk mempromosikannya karena pertimbangan politik. Netanyahu tidak mengajukan masalah ini dengan cukup tegas,” kata Gantz yang dikutip surat kabar itu.

Pemimpin Partai Persatuan Nasional menyatakan bahwa Israel harus membayar harga gencatan senjata “satu tahun atau dua tahun” di Gaza sebagai imbalan atas kembalinya semua sandera, kata surat kabar tersebut.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

“Perlu ada tekanan terhadap Qatar dan Mesir, dan kita perlu memanfaatkan momen ketika kita bisa membuat rencana. Jika tidak, harganya akan lebih tinggi. Penting untuk dipahami bahwa para sandera harus kembali ke rumah,” kata Gantz.

Gantz dan sesama anggota partainya, Gadi Eisenkot, yang juga mengundurkan diri dari pemerintahan darurat, menyerukan tanggal yang disepakati untuk pemilihan parlemen dini, melansir Palestine Chronicle.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.232 warga Palestina telah terbunuh , dan 85.037 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, setidaknya 11.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.[]

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda