Baghdad, MINA – Sedikitnya 621 warga di Irak mengalami gangguan pernapasan akibat menghirup gas klorin yang bocor dari sebuah stasiun pengolahan air di jalur antara dua kota suci, Najaf dan Karbala.
Kementerian Kesehatan Irak dalam pernyataannya, Senin (11/8), menyebut seluruh korban telah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan dan kini dalam kondisi sehat.
“Semua telah menerima perawatan yang diperlukan dan telah keluar dari rumah sakit dalam keadaan sehat,” demikian pernyataan resmi Kemenkes Irak yang dikutip Al-Jazeera.
Kebocoran gas klorin terjadi di sebuah stasiun air di Jalan Karbala–Najaf, lokasi yang saat ini padat dengan arus peziarah menjelang peringatan Arbain. Arbain merupakan masa berkabung 40 hari setelah peringatan Asyura, ketika umat Syiah mengenang wafatnya Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad ﷺ, di medan Karbala pada tahun 680 M.
Baca Juga: Tentara Arakan Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia dari Serangan Udara
Pasukan keamanan yang mengawal para peziarah memastikan situasi telah terkendali. Petugas tanggap darurat segera melakukan evakuasi, penutupan sementara jalur air yang terdampak, serta pembersihan lokasi untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
Tahun ini, jutaan peziarah dari dalam dan luar negeri diperkirakan akan memadati Karbala untuk mengikuti prosesi Arbain. Pihak berwenang Irak telah memperketat pengamanan dan menambah layanan medis lapangan guna mengantisipasi lonjakan jumlah jemaah dan potensi insiden kesehatan.
Irak beberapa kali mengalami insiden kebocoran gas di fasilitas pengolahan air maupun industri akibat minimnya pemeliharaan dan tingginya tekanan pada infrastruktur publik. Para pakar menilai, peningkatan standar keamanan dan inspeksi berkala menjadi hal mendesak untuk mencegah korban di masa mendatang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OKI, Teluk, dan Liga Arab Kecam Rencana Israel Duduki Gaza