GAZA KRISIS LISTRIK AKIBAT AGRESI ZIONIS

(Foto:Ma'an)
(Foto:Ma’an)

, 1 Syawal 1435/28 Juli 2014 (MINA) – Agresi Zionis selama tiga pekan dan terus berlanjut hingga kini telah mengakibatkan krisis pasokan listrik di .

Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza melaporkan, Senin, setidaknya setiap tujuh jam secara bergilir listrik terputus di berbagai daerah, terutama utara Gaza sejak agresi Zionis dilancarkan ke daerah terblokade itu awal Ramadhan lalu.

Bahkan pemerintah setempat sempat memberlakukan hanya 4-6 jam sehari pengaliran listrik, sedang sisanya tanpa listrik. Hal itu terjadi akibat kerusakan pada dua jalur utama pasokan listrik oleh serangan Israel yang sengaja memutus jalur utama listrik yang mereka pasok  terutama wilayah utara Gaza.

“Zionis Israel sengaja memutus jalur utama pasokan listrik bersumber dari wilayah mereka, utamanya utara Gaza,” lapor Koresponden MINA di Gaza, Senin malam.

Jalur Gaza membutuhkan setidaknya 360 megawatt listrik untuk memenuhi keperluan sektor sekitar 2 juta orang sedangkan yang tersedia saat ini hanya 200 megawatt.

Jalur Gaza menerima listrik dari tiga sumber, pertama dari Israel yang memasok 120 megawatt dan Mesir yang menyediakan pasokan listrik sejumlah 28 megawatt, sedangkan perusahaan listrik dalam negeri sendiri menghasilkan antara 40 sampai 60 megawatt.

Koresponden MINA berada bersama relawan Indonesia di Rumah Sakit Indonesia, Bayt Lahiya, utara Gaza, terpaksa memakai genset seperlunya saat listrik terputus. Sementara mereka harus membeli bensin sebagai bahan bakar genset itu.

“Saat listrik terputus, kami menggunakan genset seperlunya, sekitar dua sampai tiga jam. Stok bensin untuk bahan bakar genset sendiri kami peroleh dengan membelinya di pom bensin terdekat,” lapornya.

Pasokan bahan bakar sendiri masih tersedia hingga kini meski Zionis Israel menutup total perlintasan komersial di perbatasan dengan Gaza.

Kondisi Jalur Gaza semakin memprihatinkan, blokade yang diperketat sejak 2007 lalu membuat penduduk Gaza  hidup dengan keterbatasan, akibat blokade darat, laut apalagi udara.

Sementara Jamal Dardasawi, seorang pejabat perusahaan listrik Gaza (Gaza Electricity Distribution Company/GedCO) melaporkan, artileri Zionis Israel sempat menargetkan menembaki dua kendaraan yang membawa para pekerja perbaikan listrik Gaza.

Kedua kendaraan secara jelas mempunyai tanda sebagai milik perusahaan listrik, dan kemudian fihak Israel tidak jadi melakukan penembakan.

Jamal Dardasawi kepada Ma’an News mengatakan, para pekerja perbaikan listrik pun selamat dari penembakan artileri Zionis Israel yang hampir menghantam dua kendaraan para pekerja tersebut.

Dardasawi mengungkapkan, Zionis Israel telah berhenti memasok listrik ke Gaza sejak Jumat (18/7) lalu, sehingga meningkatkan defisit listrik hingga 90 persen.

Zionis Israel juga menutup penyeberangan Karim Abu Salem, satu-satunya portal komersial untuk memasok Jalur Gaza dengan bahan bakar dari Israel sejak Kamis (17/8) untuk “alasan keamanan”.

Selama 21 hari atas Jalur Gaza, , hingga Senin, mengakibatkan hancurnya 116 fasilitas pendidikan, 139 tempat pelayanan umum dan 59 masjid.

Ada pun jumlah korban manusia akibat agresi Zionis Israel hingga berita ini ditulis adalah sejumlah 1032 wafat dan 6233 orang luka-luka.(L/K01-P02/IR)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0