Riyadh, 23 Jumadil Awwal 1437/2 Maret 2016 (MINA) – Negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) sepakat menggolongkan gerakan bersenjata Hizbullah Lebanon sebagai organisasi “teroris”.
Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif Al-Zayani mengatakan pada Rabu (2/3), enam Kerajaan Teluk melakukan langkah itu karena Hizbullah dianggap merekrut orang-orang muda dari Teluk untuk melakukan aksi teroris. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Hizbullah adalah organisasi politik berpaham Syiah yang memiliki sayap bersenjata. Kelompok itu ikut berperang di negara tetangga Suriah untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad.
Sementara GCC sendiri didominasi oleh negara yang berpaham mayoritas Sunni seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Negara-negara Teluk telah mengambil serangkaian tindakan terhadap Hizbullah sejak Arab Saudi pada bulan lalu menghentikan program dana hibah $ 4 miliar untuk perlengkapan militer dari Perancis ke Lebanon.
Hizbullah yang didukung oleh Iran, hubungannya telah memburuk tahun ini.
Iran dan Arab Saudi saling bertentangan sebagai pendukung kedua pihak di dalam konflik Suriah dan Yaman.
Pejabat Arab Saudi yang berbicara anonimitas mengatakan, Pemerintah Riyadh akan melakukan peninjauan ulang komprehensif tentang hubungannya dengan Republik Lebanon.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Pejabat itu secara khusus menyebutkan tentang penolakan Lebanon untuk bergabung dengan Liga Arab dan OKI dalam mengencam serangan terhadap misi diplomatik dan kedutaan Saudi di Iran pada Januari 2016.
Riyadh memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran setelah demonstran membakar kedutaan dan konsulat Saudi, setelah Saudi melkukan eksekusi mati seorang ulama Syiah terkemuka di Saudi. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)