Washington, MINA – Juru Bicara Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/10) mengonfirmasi tewasnya seorang Warga Negara Amerika di Lebanon, menyebutnya sebagai “tragedi” di tengah invasi darat Israel.
“Kami sangat berduka atas meninggalnya Kamel Ahmad Jawad dan kami turut berduka cita kepada keluarga dan sahabatnya. Meninggalnya dia adalah tragedi, seperti juga kematian banyak warga sipil di Lebanon,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS yang tidak mau disebut namanya kepada Anadolu.
Gedung Putih tidak menyebutkan penyebab kematiannya, tetapi putrinya, Nadine Jawad, mengatakan ayahnya tewas dalam serangan udara Israel saat ia berusaha menyelamatkan nyawa orang tak berdosa di Nabatieh, Lebanon.
“Kami merasa terhormat atas pengorbanan ayah saya. Di hari-hari terakhirnya, ia memilih untuk tinggal di dekat rumah sakit utama di Nabatieh untuk membantu para lansia, penyandang cacat, korban luka, dan mereka yang tidak mampu untuk pergi,” tulisnya dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Instagram.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Ia bertindak sebagai wali mereka, menyediakan makanan, kasur, dan kenyamanan lainnya, dan melunasi utang mereka secara anonim. Saya sering bertanya kepadanya apakah ia takut, dan ia berulang kali mengatakan kepada saya bahwa kita tidak perlu takut karena ia melakukan apa yang paling ia cintai: membantu orang lain hidup di tanah yang paling ia cintai,” tambahnya.
Nabatieh adalah kota pedalaman kecil yang terletak di Lebanon timur.
Nadiem Jawad mengatakan ayahnya adalah warga negara AS, tetapi hal itu tidak seharusnya membuat kisahnya lebih penting daripada kisah orang lain. Hidupnya adalah satu dari lebih dari 50.000 nyawa yang hilang di tangan agresi Israel di Timur Tengah.
Kamel Ahmad Jawad adalah penduduk Dearborn, Michigan, AS dan pemakamannya dijadwalkan pada Ahad pukul 3 sore waktu setempat (1900GMT) di Islamic Center of America di pinggiran kota Detroit.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Berita kematian Jawad muncul saat Israel memulai invasi daratnya ke Lebanon setelah melancarkan gelombang serangan udara yang meningkat di seluruh Lebanon yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai lebih dari 2.950 lainnya sejak 23 September.
Israel mengatakan serangan itu ditujukan pada target-target Hezbulloh, tetapi sekitar seperempat dari korban tewas adalah wanita dan anak-anak, menurut angka resmi Lebanon.
Delapan tentara Israel tewas pada hari yang sama dalam bentrokan dengan pejuang Hezbulloh dalam serangkaian serangan yang terjadi di wilayah Lebanon dekat perbatasan Israel.[]
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Mi’raj News Agency (MINA)