Washington, 11 Rajab 1435/10 Mei 2014 (MINA) – Usai tercapainya kesepakan damai di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, Gedung Putih mendesak kedua pihak Sudan Selatan yang bertikai agar menghormati perjanjian.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan E. Rice menyatakan pada Jumat malam (9/5) bahwa Washington menyambut perkembangan baik konflik Sudan Selatan.
Dua pemimpin bersaing Sudan Selatan, Presiden Salva Kiir dan pemimpin oposisi Riek Machar, telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata, menyusul tekanan internasional untuk mencegah kelaparan dan genosida.
Kedua pemimpin tersebut bertemu tatap muka pada hari Jumat di ibukota Ethiopia untuk pertama kalinya sejak kekerasan massal pecah pada bulan Desember.
Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel
“Kami mendesak Presiden Kiir dan Machar untuk menghormati perjanjian dalam kata dan perbuatan dengan mengakhiri kekerasan dan bernegosiasi dengan itikad baik untuk mencapai kesepakatan politik yang dapat menjamin stabilitas, kemakmuran dan kedamaian bagi semua rakyat Sudan Selatan,” kata Rice.
Setelah upacara penandatanganan di istana presiden Ethiopia, Kiir mengatakan bahwa dialog adalah satu-satunya jawaban untuk masalah apa pun dan dia meyakini mereka bergerak ke arah yang benar.
Berbicara kepada Al Jazeera sebagaimana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Wakil Ketua Misi PBB di Sudan Selatan, Toby Lanzer mengatakan, gencatan senjata adalah hasil yang baik.
“Saat ini kami sangat senang melihat cepatnya gencatan senjata dan penghentian kekerasan. Sebuah perwujudan kuat oleh kedua belah pihak yang akan mengaktifkan muatan Program Pangan Dunia untuk menerobos Juba dan bergerak ke sungai Nil serta cara air lainnya hingga ke Malakal, Bor dan Bentiu, untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan,” ujar Lanzer.
Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen
Sebelumnya, Amerika Serikat telah mengumumkan ancaman sanksi terhadap kedua pihak yang terlibat dalam pertempuran di Sudan Selatan, satu pihak setia kepada Presiden Kiir dan yang lainnya setia kepada Machar. (T/P09/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 300 Orang Tewas Imbas Serangan di Kamp Pengungsi Sudan