Teheran, 25 Muharam 1435/29 November 2013 (MINA) – Pemerintah Iran memprotes penafsiran isi Kesepakatan Jenewa soal Nuklir Iran, yang diubah teksnya oleh Gedung Putih, Amerika Serikat.
Pada Selasa lalu (27/11), Washington mengeluarkan pernyataan mengenai penafsiran isi perjanjian nuklir yang dicapai oleh negara-negara maju yang disebut P5 +1 di Jenewa.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut penafsiran itu sebagai “interpretasi sepihak.”
Teheran menyebut Gedung Putih telah menguraikan beberapa butir kesepakatan, padahal hal itu masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Selain itu, Gedung Putih telah menghilangkan beberapa poin kunci dan memberikan penafsiran menyesatkan yang tidak sesuai dengan perjanjian aslinya.
“Apa yang telah dirilis laman resmi Gedung Putih adalah interpretasi sepihak dari teks yang telah disepakati di Jenewa dan beberapa penjelasan bertentangan dengan teks aslinya,” kata Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marziyeh Afkham.
Namun, Afkham tidak memberikan rincian butir mana saja yang telah diselewengkan Gedung Putih, Media RT melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Pada Ahad (25/11) lalu, Menteri Luar Negeri Iran dan enam negara maju telah menyepakati program nuklir Iran. Persetujuan tersebut merupakan langkah penting bagi penyelesaian masalah perdamaian dunia dan disambut baik oleh masyarakat internasional.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Presiden Rusia Vladimir Putin ikut memuji hasil perjanjian antara perunding Iran dan enam perunding internasional mengenai program nuklir Republik itu.
Juru bicara Komisari Uni Eropa untuk Diplomatik dan Politik Keamanan Catherine Ashton mengumumkan, Iran dan enam negara tersebut telah mencapai suatu persetujuan seputar masalah nuklir Iran.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, persetujuan itu akan menghambat proyek nuklir Iran dalam 10 tahun terakhir, dan akan membatasi kekuatan Iran untuk membuat senjata nuklir. Namun, ia juga menyatakan, perundingan selanjutnya bukan hal yang sederhana, dan pasti akan menghadapi tantangan yang besar.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya menyambut baik persetujuan tersebut. Dia mendesak berbagai pihak untuk berusaha memperluas jangkauan persetujuan sebagai tahap mencapai perdamaian masa depan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi mengatakan, persetujuan itu bermanfaat bagi pemeliharaan sistem non-proliferasi nuklir internasional, perlindungan perdamaian, dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, pertukaran normal antara berbagai pihak dengan Iran, serta kesejahteraan rakyat Iran.
Wang Yi menekankan, isi persetujuan kali ini telah mendapat perdamaian berbagai pihak, yang penting adalah bagaimana melaksanakan persetujuan tersebut dengan baik.
Ke-enam negara yang menandatangani perjanjian nuklir Iran itu adalah Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Cina, Amerika Serikat, dan Iran sendiri.(T/P04/P02)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan